Menurut laporan Bloomberg yang dikutip Mining.com, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menekankan cadangan mineral kritis negara yang melimpah dan kemampuannya untuk meningkatkan pengolahan bernilai tambah sebelum pertemuan formal pertamanya dengan Presiden AS Donald Trump.
Dalam wawancara dengan Australian Broadcasting Corporation pada tanggal 28, Albanese menyatakan bahwa fasilitas energi bersih dan lahan luas negara itu memberikan peluang untuk "meningkatkan nilai tambah" di dalam negeri.
Ada juga peluang untuk membangun "cadangan yang memastikan akses kami ke pasar internasional, untuk menghentikan manipulasi, terutama oleh perusahaan milik negara."
Perdagangan mineral kritis, termasuk logam tanah jarang, telah menjadi titik fokus dalam negosiasi kekuatan besar tahun ini. AS juga mempercepat upaya untuk meningkatkan pasokan domestik.
Bloomberg melaporkan bulan ini bahwa di bawah kebijakan AS terbaru, International Development Finance Corp. (IDFC) sedang merundingkan pendirian dana investasi mineral kritis senilai $5 miliar. Departemen Pertahanan AS (DOD) juga menyetujui investasi ekuitas $400 juta di MP Materials Corp.
Dirangsang oleh ketegangan perdagangan yang meningkat dan kebijakan suportif di dalam dan luar negeri, saham perusahaan pertambangan logam tanah jarang Australia naik tajam. Industri memandang positif dana investasi mineral kritis IDFC, sementara pemerintah AS mempertimbangkan harga dasar logam tanah jarang pada bulan Agustus.
Albanese dijadwalkan bertemu Trump pada tanggal 20 Oktober. Ia menggambarkan percakapan teleponnya dengan presiden AS sebagai "hangat, konstruktif, positif, dan optimis."
"Saya percaya menjaga hubungan persahabatan antara kedua negara adalah untuk kepentingan bersama Australia dan AS. Saya pikir begitu," katanya.



