Shanghai (Gasgoo)- Kementerian Keuangan dan Administrasi Pajak Negara Tiongkok bersama-sama mengeluarkan pemberitahuan baru pada 17 Juli, mengumumkan penyesuaian besar terhadap kebijakan pajak konsumsi untuk mobil ultra-mewah. Kebijakan baru yang telah disetujui oleh Dewan Negara ini akan mulai berlaku pada 20 Juli, menandai bab baru dalam peraturan pajak negara terhadap konsumsi mobil mewah.
Perubahan paling mencolok adalah penurunan ambang batas pajak secara besar-besaran. Patokan harga ritel untuk mengenakan pajak konsumsi pada kendaraan ultra-mewah telah diturunkan dari 1,3 juta yuan menjadi 900.000 yuan (tidak termasuk PPN). Perluasan cakupan pajak ini berarti bahwa lebih banyak kendaraan mewah, terutama yang harganya antara 900.000 yuan dan 1,3 juta yuan, sekarang akan masuk dalam lingkup perpajakan—kemungkinan akan mempengaruhi penawaran inti dari banyak merek mobil mewah.
Kebijakan ini juga, untuk pertama kalinya, secara jelas menguraikan aturan pajak untuk berbagai jenis powertrain. Kebijakan ini membawa mobil listrik baterai (BEV), mobil sel bahan bakar (FCV), dan mobil penumpang serta kendaraan komersial ringan bertenaga baru lainnya ke dalam lingkup perpajakan, mengisi celah peraturan. Namun, kebijakan ini membedakan perlakuan berdasarkan powertrain. Untuk mobil ultra-mewah BEV dan FCEV—yang tidak memiliki kapasitas mesin—pajak konsumsi hanya akan dikenakan pada tahap ritel. Sebaliknya, kendaraan bermesin pembakaran dalam tradisional akan dikenakan pajak baik pada tahap produksi (atau impor) maupun ritel. Pendekatan ini mencerminkan keadilan pajak dan dukungan berkelanjutan terhadap kebijakan untuk pengembangan sektor kendaraan bertenaga baru (NEV).
Pasar mobil mewah bekas juga akan mendapatkan manfaat dari kebijakan baru ini. Pemberitahuan tersebut menjelaskan bahwa pajak konsumsi tidak akan lagi dikenakan pada kendaraan ultra-mewah bekas—terlepas dari harga penjualan asli atau tanggal pendaftaran pertama mereka. Definisi mobil bekas dijelaskan sebagai mobil yang telah menyelesaikan pendaftaran dan diperdagangkan sebelum mencapai usia pemusnahan wajib. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi dan merangsang aktivitas di segmen mobil mewah bekas.
Kebijakan ini juga memperketat aturan mengenai dasar pajak ritel. Pajak konsumsi akan dihitung berdasarkan harga transaksi penuh, termasuk biaya di luar faktur yang dikenakan kepada pembeli—seperti biaya untuk fitur opsional, kustomisasi kendaraan, atau layanan purna jual. Hal-hal tersebut harus dimasukkan dalam jumlah kena pajak untuk memastikan basis pajak yang lengkap dan dapat ditegakkan serta mencegah pelaporan yang kurang.
Untuk menjaga konsistensi kebijakan, batas 900.000 yuan yang sama akan berlaku untuk kendaraan impor. Pihak berwenang menekankan bahwa kendaraan impor dan kendaraan yang diproduksi di dalam negeri akan dikenakan pajak berdasarkan standar yang sama.
Penyesuaian kebijakan yang menyeluruh ini menandakan niat Tiongkok untuk mengarahkan konsumsi mobil mewah ke arah yang lebih rasional dan berkelanjutan melalui pajak. Sementara batas yang lebih rendah memperluas basis pajak dan memperkuat pengawasan terhadap konsumsi barang mewah, masuknya kendaraan listrik baru (NEV)—ditambah dengan pembebasan pajak pada tahap produksi—menegaskan dukungan pemerintah terhadap kemajuan teknologi dan dukungan berkelanjutan terhadap mobilitas hijau. Penghapusan pajak dari penjualan mobil bekas lebih lanjut mempromosikan sirkulasi sumber daya dan aktivitas pasar sekunder.
Karena aturan baru ini mulai berlaku pada 20 Juli, dampaknya diperkirakan akan berdampak pada pasar mobil mewah—mulai dari strategi penetapan harga dan struktur penjualan hingga keputusan pembelian konsumen. Model-model mewah, terutama yang harganya antara 900.000 yuan dan 1,3 juta yuan serta NEV premium, akan menghadapi dampak yang paling langsung. Baik industri maupun konsumen perlu beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan pajak yang terus berkembang.



