Dengan berkembang pesatnya sektor kendaraan listrik baru (NEV) dan penyimpanan energi global, pentingnya strategis kobalt sebagai bahan baku baterai utama menjadi semakin menonjol. Baru-baru ini, Electra Battery Materials, operator penyulingan kobalt kelas baterai berskala besar satu-satunya di Amerika Utara, telah meluncurkan pekerjaan teknik awal di fasilitasnya di Kanada. Hal ini menandai langkah penting menuju lokalisasi rantai pasokan kobalt Amerika Utara. Perkembangan ini tidak hanya mencerminkan restrukturisasi geopolitik yang mendalam pada rantai pasokan global, tetapi juga mungkin memiliki implikasi potensial terhadap posisi dominan China di pasar kobalt global dan dinamika harga kobaltnya.
I. Dampak Kebangkitan Penyulingan Kobalt Amerika Utara terhadap Rantai Industri Kobalt China
China saat ini menyumbang lebih dari 70% dari kapasitas penyulingan kobalt global, terutama mendominasi tahap penyulingan dan pengolahan kobalt yang bersumber dari Republik Demokratik Kongo (DRC), melalui perusahaan-perusahaan seperti Huayou Cobalt, H.C. Starck (Hanrui Cobalt), dan GEM. Sebagai perbandingan, bahkan jika proyek Electra berhasil diselesaikan, kapasitas tahunannya diperkirakan tidak akan lebih dari 5.000 metrik ton setara logam kobalt—sekitar 4% dari kapasitas global—yang membuatnya tidak mungkin menantang dominasi China dalam hal kuantitatif.
Oleh karena itu, dalam jangka pendek, dampak proyek ini terhadap rantai pasokan kobalt China kemungkinan akan lebih berkaitan dengan sentimen pasar dan ekspektasi kebijakan. Kekhawatiran tentang "de-Sinisasi" rantai pasokan dapat menyebabkan pelanggan luar negeri memikirkan kembali strategi pengadaan jangka menengah dan panjang mereka.
Sementara itu, perusahaan kobalt China menghadapi tekanan yang semakin besar terkait "kepatuhan negara asal". Dengan penerapan Peraturan Baterai UE, Undang-Undang Pengurangan Inflasi Amerika Serikat (IRA), dan Perjanjian Mineral Kritis Kanada-Amerika Serikat, bahan baterai yang diekspor ke pasar Barat sekarang harus mengungkapkan jejak yang lengkap. Produsen kobalt China yang mengandalkan bijih asal DRC dan melakukan penyulingan di dalam negeri sebelum mengekspor mungkin akan menghadapi pengawasan kebijakan dan hambatan perdagangan.
Sebaliknya, posisi Electra seputar produk kobalt "rendah karbon" dan "dapat dilacak" lebih sesuai dengan preferensi produsen mobil Barat dan perusahaan penyimpanan energi. Hal ini menjadi tantangan nyata bagi eksportir Tiongkok, khususnya produsen katoda dan prekursor ternikel nikel tinggi seperti Dangsheng Technology dan Ronbay Technology. Jika perusahaan-perusahaan ini gagal memperkuat kepatuhan rantai pasok, mereka berisiko tersingkir dari pasar Barat.
II. Dampak Potensial terhadap Harga Kobalt
Dari perspektif harga, dukungan pemerintah Amerika Utara terhadap rantai pasok mineral kritis lokal memperkuat ekspektasi peralihan bertahap dari ketergantungan pada Tiongkok. Dukungan kebijakan dan investasi modal semacam itu meningkatkan sentimen pasar dan memberikan batas psikologis bagi harga kobalt.
Meskipun proyek Electra tidak akan memberikan pasok yang signifikan dalam jangka pendek, dimulainya fase tekniknya memberi sinyal kepada investor bahwa pasok jangka panjang mungkin tetap terbatas, sehingga mendorong perubahan ekspektasi harga. Hal ini mencerminkan kekhawatiran tentang sumber alternatif yang terbatas dan pengakuan akan nilai strategis yang terus meningkat dari kapasitas pemurnian lokal.
Namun, dari perspektif dampak aktual, pabrik pemurnian kobalt Electra masih berada pada tahap awal pembangunan dan tidak dapat memberikan bantuan yang cukup besar terhadap situasi pasok ketat saat ini dalam jangka pendek. Oleh karena itu, pengaruh langsungnya terhadap harga kobalt lebih tercermin dalam ekspektasi jangka menengah hingga panjang. Sementara itu, mengingat pengumuman pada 22 Juni tentang perpanjangan pembatasan ekspor kobalt selama tiga bulan oleh Republik Demokratik Kongo, ditambah dengan ketatnya persediaan global, harga kobalt telah bangkit kembali secara signifikan dari level terendah yang terlihat awal tahun ini dan kemungkinan akan mempertahankan fase fluktuasi tingkat tinggi dalam jangka pendek. Dalam jangka menengah hingga panjang, seiring dengan proyek-proyek seperti Electra yang secara bertahap mulai beroperasi, pasar diperkirakan akan mengembangkan pandangan yang lebih optimis terhadap pasok masa depan, dengan volatilitas harga yang kemungkinan akan stabil secara bertahap.
III. Rekomendasi Strategis bagi Perusahaan Kobalt Tiongkok
Sebagai tanggapan terhadap situasi yang terus berkembang ini, perusahaan kobalt Tiongkok harus mempertimbangkan tindakan-tindakan berikut:
Manajemen Rantai Pasok: Secara proaktif membangun sistem "kobalt terlacak" bersertifikat dan memperkuat kemitraan hulu, khususnya di Republik Demokratik Kongo dan Indonesia.
Kepatuhan ESG: Terapkan pelacakan jejak karbon sepanjang siklus hidup untuk memenuhi persyaratan produsen mobil Barat dan memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam daftar bahan yang sesuai.
Modal & Teknologi: Jelajahi kerja sama lisensi atau investasi strategis dalam proyek-proyek luar negeri seperti Electra untuk mendiversifikasi jejak global.
Strategi Investasi: Pertahankan pandangan yang berhati-hati terhadap pemulihan harga jangka pendek dan fokus pada pergeseran struktural jangka panjang dalam kebijakan dan permintaan.
Singkatnya, meskipun proyek Electra tidak mungkin langsung mengubah lanskap penawaran dan permintaan kobalt global, proyek ini merupakan tonggak simbolis dalam "lokalisasi" strategi mineral kritis Amerika Utara. Bagi perusahaan-perusahaan Tiongkok, perkembangan ini merupakan peringatan dan juga peluang untuk transformasi. Lintasan harga kobalt jangka menengah hingga panjang masih akan bergantung pada pemulihan permintaan pengguna akhir, khususnya dari sektor elektronik 3C dan baterai tinggi-nikel. Untuk saat ini, Electra lebih merupakan sinyal strategis daripada kekuatan pasokan yang mengganggu.



