Minggu ini, pasar logam mulia global telah menyaksikan momen bersejarah. Setelah harga emas menembus level US$3.400 per ons, perak memimpin dalam kenaikan. Saat ini, harga perak telah melonjak melewati level US$36 per ons.
Catatan: Kinerja perak COMEX
Didorong oleh kenaikan harga perak yang tajam, sektor logam mulia di pasar saham Hong Kong kembali menguat. Pada saat berita ini diturunkan, China Silver Group (00815.HK) telah naik 20,55%, China Gold International Resources (02099.HK) sebesar 3,30%, Zijin Mining (02899.HK) sebesar 2,23%, dan Zhaojin Mining (01818.HK) sebesar 2,22%.
Catatan: Kinerja saham logam mulia di pasar saham Hong Kong
Dalam berita, pemerintahan Trump menaikkan tarif baja dan alumunium dari 25% menjadi 50% pada awal Juni, memicu kekhawatiran pasar bahwa logam utama bisa menjadi target berikutnya untuk kenaikan tarif. Sebagai logam industri inti di sektor energi baru, nilai strategis perak sedang dievaluasi ulang. Para analis menunjukkan bahwa jika AS memberlakukan tarif pada rantai industri yang berhubungan dengan perak, hal itu bisa semakin memperburuk ketegangan rantai pasokan.
Selain itu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Non-Manufaktur ISM AS untuk bulan Mei turun di bawah level 50 menjadi 49,9, dan data ketenagakerjaan ADP jauh di bawah ekspektasi. Ditambah dengan sikap dovish Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga Fed AS pada bulan September melonjak menjadi 97,5%. Data historis menunjukkan bahwa elastisitas harga perak selama siklus penurunan suku bunga secara signifikan lebih tinggi daripada emas. Selama siklus penurunan suku bunga pada 2001-2003 dan 2020-2021, harga perak naik lebih dari 50% pada kedua periode tersebut.
Di antara penerima manfaat terbesar dari kenaikan harga perak ini tidak diragukan lagi adalah China Silver Group, produsen perak profesional dan operator komprehensif di Tiongkok, dengan lingkup bisnis yang mencakup seluruh rantai industri pembuatan perak, ritel perhiasan baru, dan perdagangan perak.
Lembaga mengatakan perak mungkin memasuki "super siklus"
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, menunjukkan bahwa dengan indeks dolar AS jatuh ke level terendah dalam dua tahun dan risiko geopolitik kembali membara, logam mulia sedang mengalami kenaikan harga yang signifikan. Mengingat bahwa ukuran pasar perak hanya sepersepuluh dari emas, jumlah arus masuk modal yang sama akan memicu volatilitas harga yang lebih besar.
Guosen Futures percaya bahwa perak, dengan atribut gandanya sebagai aset safe haven dan logam industri, memiliki ruang yang lebih besar untuk perbaikan valuasi di tengah meningkatnya gesekan perdagangan. Jika The Fed AS memulai siklus penurunan suku bunga, harga target perak berpotensi mencapai $40-50 per ons.
