Harga lokal akan segera diumumkan, harap ditunggu!
Tahu
+86 021 5155-0306
bahasa:  

Survei JPMorgan: Pasar Secara Luas Memprediksi AS Akan Terjerumus ke Stagflasi, Dolar AS Terus Melemah

  • Apr 27, 2025, at 8:20 am

Sebuah survei yang dirilis oleh JPMorgan pada Jumat menunjukkan bahwa pasar secara luas percaya risiko stagflasi dalam ekonomi AS selama setahun ke depan jauh lebih tinggi daripada risiko resesi, dengan uang tunai menjadi kelas aset paling disukai untuk 2025.

JPMorgan menyatakan bahwa survei dilakukan dari 1 hingga 24 April, dengan total 495 investor yang berpartisipasi.

Survei mengungkapkan bahwa sebagian besar responden percaya perang dagang yang dimulai oleh administrasi Trump adalah kebijakan paling negatif yang mempengaruhi AS.

60% responden berpikir pertumbuhan ekonomi AS akan stagnan, dan inflasi akan tetap di atas target 2% Fed AS. Di antaranya, sekitar 20% mengharapkan tingkat inflasi melebihi 3,5%.

Sementara itu, pasar secara luas mengantisipasi pelemahan dolar AS, dengan sebagian besar responden memprediksi nilai tukar euro terhadap dolar AS akan mencapai 1,11 atau lebih tinggi akhir tahun ini, yang berarti depresiasi 8% dolar AS tahun ini.

JPMorgan mencatat, "Perlu dicatat bahwa investor AS dan investor global memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang dampak ekonomi dan reaksi pasar setelah transisi pemerintahan AS."

Dengan yield obligasi Treasury 10 tahun AS tidak diharapkan turun signifikan dari level saat ini, uang tunai kemungkinan akan tetap bernilai tinggi. Lebih dari setengah responden percaya yield obligasi Treasury 10 tahun AS akan mencapai atau melebihi 4,25% akhir 2025.

Hampir setengah responden mengharapkan futures minyak mentah Brent tetap sekitar 66 dolar per barel, sementara 30% memprediksi harga akan turun ke 60 dolar per barel atau lebih rendah.

13% responden bertaruh saham pasar negara berkembang akan unggul dibandingkan kelas aset lainnya, sementara hanya 9% mendukung saham pasar maju.

Patut diperhatikan, 57% responden mengharapkan saham AS menjadi kelas aset dengan arus keluar modal terbanyak tahun ini.

Investasi ESG (Environmental, Social, and Governance) tidak disukai, dengan 30% responden menyatakan akan tetap pada strategi awal mereka, namun 42% mengekspresikan ketidakminatan lebih lanjut dalam bidang tersebut.

  • Berita Pilihan
Obrolan langsung melalui WhatsApp
Bantu kami mengetahui pendapat Anda.