Ketegangan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, Tiongkok dan AS, memicu sentimen penghindaran risiko, saham AS kembali mengalami aksi jual besar-besaran semalam, dan pasar Asia-Pasifik pun tidak luput dari dampaknya.
Pada Jumat pagi, pasar Asia-Pasifik umumnya mengalami penurunan, sementara indeks dolar AS sempat jatuh di bawah level 100, mencapai level terendah baru dalam hampir 21 bulan. Emas naik di atas 3.230 dolar AS per ons, terus mencetak rekor tertinggi baru.
Pasar Asia Anjlok Bersamaan
Pada Jumat, menyusul penurunan besar-besaran saham AS semalam, pasar Asia-Pasifik secara kolektif cenderung melemah.
Pada saat berita ini diturunkan, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 2,28%.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 5,46%, dan indeks TOPIX turun 5,05%. Indeks KOSPI Korea Selatan turun 1,55%, sedangkan indeks KOSDAQ untuk perusahaan kecil turun 0,11%.

Indeks Nikkei 225 secara kumulatif telah turun lebih dari 16% sejak awal tahun.
Pada Rabu waktu Timur, Presiden AS Trump tiba-tiba berubah 180 derajat dalam sikapnya terhadap tarif, dengan mengumumkan penangguhan tarif timbal balik baru atas impor dari sebagian besar negara. Namun, perubahan ini tampaknya hanya menenangkan pasar selama satu hari.
Analis ANZ menulis dalam sebuah laporan: "Perpanjangan batas waktu tidak mengurangi ketidakpastian... Orang-orang tetap skeptis terhadap hasil negosiasi perdagangan, yang akan terus berdampak pada investasi dan, akibatnya, prospek pertumbuhan."
Indeks Dolar AS Mencapai Level Terendah Hampir 21 Bulan
Perlu dicatat bahwa, selain pasar saham, pasar mata uang AS juga terpengaruh. Pada Jumat pagi waktu Beijing, dolar AS melemah secara menyeluruh, dengan indeks dolar AS sempat jatuh di bawah level 100 untuk pertama kalinya sejak Juli 2023. Namun, pada saat berita ini diturunkan, indeks dolar AS telah rebound menjadi 100,3.

Indeks Dolar AS Jatuh di Bawah Level 100
Pada saat berita ini diturunkan, yen naik 0,6% terhadap dolar AS dalam hari itu. Euro naik 0,76% terhadap dolar AS.

Euro Naik Cepat terhadap Dolar AS dalam Beberapa Hari Terakhir
Didorong oleh sentimen penghindaran risiko, emas COMEX naik 1,6% dalam hari itu menjadi 3.231 dolar AS per ons, mencetak rekor tertinggi baru.

Pada Jumat waktu Beijing, berjangka indeks saham AS tetap sangat volatil. Pada saat berita ini diturunkan, berjangka indeks S&P 500 naik 0,3%, berjangka indeks Nasdaq 100 naik sekitar 0,1%, dan berjangka yang terkait dengan Dow Jones Industrial Average naik 28 poin, atau kenaikan hampir 0,1%.



