Setelah Konferensi Pertambangan Indonesia & Konferensi Logam Kritis 2025, Wu Chenyu, Direktur Pemasaran SMM untuk Industri Nikel, dan Enzo, seorang analis industri nikel, memimpin investor internasional dalam kunjungan ke Chengtun Group untuk melakukan pertukaran. Mereka disambut hangat oleh pimpinan perusahaan. Melalui kunjungan ini, SMM dan investor internasional memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang produk, teknologi, dan pengembangan perusahaan Chengtun Group. Sementara itu, mereka juga mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang situasi pasar saat ini dan masalah yang ada dalam industri nikel. Mereka akan terus memperdalam kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk mencapai keunggulan yang saling melengkapi dan bersama-sama mempromosikan pengembangan industri nikel global.

Profil Perusahaan
Chengtun Group, yang didirikan pada tahun 1993 dan berkantor pusat di Shenzhen, memiliki pusat operasi globalnya di Chengdu. Grup ini berfokus pada pengembangan bahan energi, termasuk nikel, kobalt, litium, tembaga, dll. Saat ini, Chengtun Group memiliki sekitar 100 anak perusahaan, dua di antaranya adalah perusahaan yang terdaftar di bursa: Chengtun Mining: Didirikan pada tahun 1995 dan berkantor pusat di Xiamen, Provinsi Fujian, perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Shanghai. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan dan penerapan logam energi (tembaga, nikel, kobalt); Chengtun Lithium Energy: Didirikan pada tahun 2008 dan berkantor pusat di Chengdu, Provinsi Sichuan, perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Shenzhen. Perusahaan ini terutama bergerak dalam penambangan, peleburan, dan pengolahan mendalam konsentrat litium, karbonat litium, hidroksida litium, dan klorida litium.

Chengtun Group telah mengembangkan tiga proyek besar di Indonesia, sebagai berikut:
1. PT. Youshan Nickel Industry Co., Ltd.
PT. Youshan Nickel Industry Co., Ltd. terletak di Kawasan Industri Weda Bay di Pulau Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Perusahaan ini mengadopsi teknologi pirometalurgi dan mengoperasikan empat jalur produksi RKEF, dengan output setara logam nikel tahunan sebesar 34.000 mt. Perusahaan ini terutama memproduksi nikel pig iron (NPI) dan paduan ferro-nikel rendah nikel, dengan rencana untuk meningkatkan menjadi paduan ferro-nikel tinggi nikel. Fasilitas pendukung proyek ini termasuk pembangkit listrik tenaga sendiri berkapasitas 250 MW dan dermaga khusus dengan kapasitas 50.000 mt. Perusahaan memulai produksi percobaan pada tahun 2020 dan mencapai operasi penuh kapasitas pada tahun 2021, dengan output tahunan sebesar 279.900 metrik ton (mt) nikel besi mentah dan kadar nikel rata-rata sebesar 14,09%, setara dengan 39.400 mt nikel logam. Sejak mulai beroperasi, perusahaan telah memproduksi sekitar 40.000 mt nikel logam per tahun, dengan operasi produksi yang stabil dan andal.

2. Taman Industri Chengtun
Taman Industri Chengtun, yang didirikan pada tahun 2024, berfokus pada produksi bahan-bahan terkait energi baru. Taman industri ini telah memperoleh lahan seluas 300 hektar, dengan total area yang direncanakan mencapai 500 hektar.
3. PT. Chengtok Lithium Industry
PT. Chengtok Lithium Industry terletak di Taman Industri Morowali (IMIP) di pulau Sulawesi, Indonesia, dengan luas sekitar 65 hektar. Perusahaan ini terutama memproduksi litium hidroksida dan litium karbonat. Perusahaan ini diperkirakan akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 120.000 mt senyawa litium, termasuk 100.000 mt litium hidroksida dan 20.000 mt litium karbonat. Tahap I proyek ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2024, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 50.000 mt litium hidroksida dan 10.000 mt litium karbonat. Saat ini, Tahap I proyek ini telah mempekerjakan lebih dari 1.400 staf Indonesia dan lebih dari 300 staf Tiongkok.




