Pada Kamis (5 Juni), harga perak spot melonjak dengan cepat setelah masuk ke sesi Eropa, mencapai level tertinggi US$35,82 per ons, level yang terakhir kali terlihat pada Februari 2012.
Grafik bulanan harga perak spot
Data pasar spesifik menunjukkan bahwa harga perak spot mulai mempercepat kenaikannya sekitar pukul 15.00 waktu Beijing, naik dari US$34,44 menjadi US$35,82 dalam waktu dua setengah jam, dengan keuntungan intraday melebihi 3%. Tahun ini, harga perak telah melonjak lebih dari 23%.
Grafik satu menit harga perak spot
Sebagai perbandingan, kenaikan harga emas relatif kecil. Emas spot menguat sekitar 20% di sesi Eropa, saat ini diperdagangkan pada US$3.385,74 per ons, dengan keuntungan intraday sekitar 0,34%.
Para analis percaya bahwa di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan politik global, harga logam mulia, termasuk perak, didukung oleh dana safe haven. Sehari sebelumnya, AS menaikkan tarif atas baja, aluminium, dan produk turunannya yang diimpor dari 25% menjadi 50%.
Pasar khawatir bahwa AS mungkin mengadopsi langkah-langkah perlindungan perdagangan serupa pada logam seperti perak, sehingga meningkatkan permintaan safe haven dan pengganti untuk perak. Pedagang berjangka Goldman Sachs, Robert Quinn, menyatakan bahwa berita mengenai tarif baja dan aluminium telah memicu pembentukan posisi panjang yang signifikan di pasar berjangka perak.
Para analis mengatakan bahwa perang dagang yang diprakarsai oleh Trump telah memicu kekhawatiran tentang resesi di AS dan ekonomi global, dan karena ketidakpastian kebijakan tarif yang diumumkan oleh Washington, logam mulia seperti emas dan perak telah dianggap sebagai aset safe haven yang paling disukai.
Dua hari lalu, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menurunkan perkiraannya untuk tingkat pertumbuhan ekonomi AS tahun ini dari 2,2% menjadi 1,6%. Laporan OECD menunjukkan bahwa bahkan dengan beberapa langkah tarif yang ditangguhkan, tingkat tarif saat ini di AS adalah yang tertinggi sejak Perang Dunia II.
Laporan OECD juga memperkirakan pertumbuhan PDB global sebesar 2,9% untuk tahun ini dan tahun depan. Perkiraan sebelumnya adalah 3,1% untuk tahun ini dan 3% untuk tahun depan. Laporan tersebut menyebutkan bahwa jika faktor-faktor seperti meningkatnya hambatan perdagangan terus berlanjut, prospek pertumbuhan akan terpengaruh secara negatif secara signifikan.
Kemarin, data yang dirilis oleh ADP menunjukkan bahwa lapangan kerja sektor swasta di AS hanya bertambah 37.000 pada bulan Mei, level terendah sejak April 2023. Setelah data dirilis, Trump dengan cepat mengunggah pesan yang mendesak Ketua Fed Powell untuk "memotong suku bunga sekarang."
Hari itu juga, PMI Jasa AS bulan Mei yang dirilis oleh ISM secara tak terduga jatuh di bawah angka 50 menjadi 49,9, untuk pertama kalinya dalam hampir setahun. Laporan tersebut juga menunjukkan karakteristik "stagflasi" yang khas: aktivitas bisnis dan pesanan baru sama-sama anjlok, sementara indeks harga yang dibayar melonjak ke level tertinggi dalam 30 bulan.
Dipengaruhi oleh data yang tidak menguntungkan, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed AS mendorong indeks dolar AS di bawah angka 99. Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan, "Emas, dan terutama perak, telah menembus hambatan teknis utama, dengan katalis yang paling langsung adalah penurunan tajam dolar AS."
Hansen menambahkan bahwa, pada tingkat yang lebih dalam, munculnya kembali risiko geopolitik dan munculnya kembali kekhawatiran perang dagang juga memicu momentum kenaikan harga di seluruh pasar logam mulia.
Awal pekan ini, Robert Kiyosaki, penulis buku "Rich Dad Poor Dad," mengunggah di media sosial, "Seperti yang saya prediksi dalam buku saya tahun 2013 berjudul 'Rich Dad's Prophecy,' krisis terbesar dalam sejarah akan datang."
"Kesepakatan terbaik sekarang adalah perak. Pada tahun 2025, harga perak bisa naik tiga kali lipat," Kiyosaki secara khusus menyebutkan. "Besok, saya akan pergi ke dealer emas dan perak lokal saya untuk menukar 'uang palsu' dengan perak asli."
