Menurut laporan di Mining.com, Lynas Rare Earths menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan MB (Menteri Besar), sebuah badan investasi pemerintah negara bagian Kelantan di Malaysia, untuk mendapatkan lebih banyak bahan baku bagi pabrik bahan modernnya di negara tersebut.
MB saat ini berfokus pada pengembangan bijih tanah jarang ion adsorpsi di Kelantan, tempat pabrik pengayaan Lynas juga berada.
Sejak 2012, pabrik tanah jarang Lynas di Malaysia telah beroperasi, memproduksi bahan tanah jarang terpisah dari karbonat tanah jarang campuran yang dikirim dari tambang tanah jarang Mt Weld di Australia, untuk memasok pengguna di Asia Timur, AS, dan Eropa.
Di bawah MoU tersebut, Lynas dan MB akan berkolaborasi untuk mengkonsolidasikan dan mempromosikan pengembangan industri tanah jarang di Kelantan.
MoU tersebut juga memberikan kerangka bagi kedua pihak untuk menegosiasikan perjanjian akhir, di mana MB akan memasok bahan baku karbonat tanah jarang campuran ke pabrik bahan modern Lynas di Kuantan setelah proyeknya mulai berproduksi.
MoU ini tidak mengikat dan masih tergantung pada hasil negosiasi untuk perjanjian akhir.
Amanda Lacaze, CEO dan Direktur Utama Lynas, menyatakan bahwa MoU tersebut "merupakan langkah penting bagi perusahaan dan industri tanah jarang Malaysia, yang mengintegrasikan pengalaman 10 tahun perusahaan dalam industri tanah jarang Malaysia dengan sumber daya tanah jarang yang melimpah di Kelantan."
"Bijih tanah jarang ion adsorpsi Malaysia memiliki potensi yang signifikan, yang mampu menyediakan lebih banyak bahan baku bagi Lynas. Khususnya, kandungan tanah jarang sedang-berat yang tinggi sangat dibutuhkan untuk produksi kendaraan listrik dan elektronik."
Lynas, yang didukung oleh pengusaha pertambangan Australia Gina Rinehart, baru-baru ini memproduksi oksida disprosium di Malaysia untuk pertama kalinya. Perusahaan tersebut juga berharap dapat memproduksi oksida terbium pada awal Juni.



