Ketika Tiongkok dan AS menerapkan serangkaian langkah penyesuaian tarif, importir AS secara signifikan meningkatkan pesanan impor mereka dari Tiongkok minggu ini. Data dari beberapa perusahaan pelayaran dan pelacak industri menunjukkan bahwa volume kargo Tiongkok ke AS telah meningkat secara signifikan.
Pemesanan kontainer melonjak hingga 277%
Pada hari Rabu waktu Timur, Vizion, penyedia perangkat lunak pelacakan data kontainer, menyatakan bahwa setelah Tiongkok dan AS mencapai "gencatan senjata" perdagangan, pemesanan pengiriman kontainer dari Tiongkok ke AS melonjak hampir 300%.
Ben Tracy, Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Strategis perusahaan tersebut, mengungkapkan bahwa dalam tujuh hari menjelang hari Rabu,rata-rata jumlah pemesanan pengiriman kontainer dari Tiongkok ke AS melonjak hingga 277%, mencapai 21.530 unit setara dua puluh kaki (TEU), dibandingkan dengan rata-rata 5.709 TEU dalam tujuh hari menjelang hari Senin lalu (5 Mei).
Pada 2 April, Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif tinggi pada barang-barang buatan Tiongkok, yang menyebabkan penurunan tajam dalam pemesanan kontainer oleh importir AS. Namun, setelah AS dan Tiongkok mencapai kesepakatan tarif pada hari Senin, pemesanan importir AS kembali melonjak.
Menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Tiongkok dan AS pada 2 April, dalam 90 hari berikutnya, AS akan menurunkan tarif impor dari Tiongkok dari 145% menjadi 30%, sementara Tiongkok akan menurunkan tarif impor dari AS dari 125% menjadi 10%.
Tracy mengatakan, "Sekarang setelah ada gencatan senjata sementara ini, kami pasti mulai melihat pemulihan dalam pemesanan."
Pemesanan pengiriman melonjak
Pada hari yang sama sebelumnya, perusahaan pelayaran kontainer Jerman Hapag-Lloyd menyatakan bahwadalam tiga hari pertama minggu ini, pemesanan perusahaan di rute AS-Tiongkok meningkat 50% dari bulan ke bulan.
CEO Hapag-Lloyd Rolf Habben Jansen mengatakan, "Saya memperkirakan lonjakan volume perdagangan antara Tiongkok dan AS, yang sudah kami lihat dalam beberapa hari terakhir."
Pada hari Selasa waktu Timur, Ryan Petersen, pendiri dan CEO perusahaan pengiriman barang Flexport, memposting di akun X-nya, "Sejak hari pertama perjanjian perdagangan, pemesanan pengiriman laut kami dari Tiongkok ke AS telah meningkat 35%. Tumpukan yang signifikan akan segera terjadi, dan kapal (ruang) akan segera habis. "
Paul Brashier, Wakil Presiden Rantai Pasokan Global di perusahaan logistik ITS Logistics, mengatakan, 'Klien saya telah memuat ribuan kontainer di Cina, siap untuk dikirim.'
Ia memperkirakan akan terjadi lonjakan lebih lanjut dalam volume pengiriman kontainer dalam empat hingga enam minggu mendatang.
"
