Harga lokal akan segera diumumkan, harap ditunggu!
Tahu
+86 021 5155-0306
bahasa:  

Irak menandatangani perjanjian kerja sama energi, bekerja sama dengan modal AS untuk mendorong pembangunan proyek pembangkit listrik 27 GW.

  • Apr 10, 2025, at 2:12 pm
Baru-baru ini, pemerintah Irak menandatangani beberapa memorandum of understanding (MoU) kerja sama energi, bertujuan untuk mendorong pembangunan proyek pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang total 27 gigawatt (GW), mencakup pembangkit gas dan energi terbarukan. Perdana Menteri Irak Sudani hadir dalam upacara penandatanganan.

Dari MoU tersebut, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Media Perdana Menteri, Irak menandatangani MoU dengan GE Vernova, perusahaan energi di bawah General Electric (GE), untuk mempromosikan pembangunan pembangkit listrik turbin gas siklus gabungan dengan kapasitas terpasang total 24 GW.

Menurut pernyataan itu, ini akan menjadi proyek pembangkit listrik terbesar dan paling modern dalam sejarah Irak dan mungkin menerima pendanaan eksternal dari Bank Dunia.

MoU lain ditandatangani dengan UGT Renewable Group, perusahaan berbasis AS yang fokus pada solusi energi bersih. Perjanjian ini berfokus pada sektor energi terbarukan, merencanakan pembangunan proyek tenaga surya 3.000 megawatt (3 GW) di Irak, disertai sistem penyimpanan energi baterai 500 megawatt-jam (BESS).

Selain itu, perjanjian juga mencakup modernisasi jaringan transmisi dan distribusi listrik, pembangunan hingga 1.000 kilometer jaringan transmisi arus searah tegangan tinggi (HVDC), dan rencana dua tahun untuk transfer teknologi, pelatihan, operasi, dan pemeliharaan.

Menurut pernyataan resmi, proyek ini akan menerima dukungan keuangan dari Bank Ekspor-Impor AS, UK Export Finance, dan J.P. Morgan, dengan J.P. Morgan sebagai koordinator utama.

Kedua kolaborasi ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan struktur pasokan listrik domestik Irak, meningkatkan keamanan energi, dan mendorong sistem energinya menuju efisiensi dan keberlanjutan yang lebih besar.

Selain itu, Federasi Kamar Dagang Irak dan Kamar Dagang AS menandatangani MoU bertujuan untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral.

Dilaporkan bahwa MoU ini mencakup sembilan klausa, termasuk memperluas pertukaran antara perusahaan, organisasi, dan pengusaha Irak dan AS, lebih lanjut mempromosikan kerja sama ekonomi, ilmiah, dan teknologi yang sudah ada, dan fokus pada pengembangan kerja sama antara usaha kecil dan menengah kedua negara.

  • Berita Pilihan
Obrolan langsung melalui WhatsApp
Bantu kami mengetahui pendapat Anda.