Jerman bersiap untuk memperkenalkan aturan baru yang bertujuan menghilangkan puncak listrik dan harga negatif yang terkait dengan kelebihan produksi tenaga surya pada waktu tertentu. Parlemen Jerman telah menyetujui undang-undang "puncak surya" yang akan menghapus kompensasi tarif feed-in pada saat harga negatif, yang terjadi ketika sistem PV menghasilkan lebih banyak listrik daripada yang dikonsumsi.
Menurut data resmi, PV menyumbang sekitar 15% dari total produksi listrik bersih publik di Jerman. Peningkatan penetrasi tenaga surya telah menyebabkan peningkatan harga negatif. Pada tahun 2024, tercatat 457 jam harga negatif, sebagian besar terjadi bersamaan dengan jam produksi PV. Hingga saat ini, berdasarkan undang-undang energi terbarukan EEG Jerman, pemilik sistem PV masih menerima kompensasi selama periode harga negatif, dengan tarif feed-in yang dijamin sebesar €8,03 sen/kWh (US$8,41 sen/kWh) dan, sejak Februari, €7,94 sen/kWh untuk instalasi hingga 10kWp. Namun, berdasarkan undang-undang yang dapat mulai berlaku pada awal Maret, operator instalasi PV baru tidak akan lagi menerima kompensasi selama periode harga negatif. Sistem yang mulai beroperasi setelah undang-undang ini berlaku juga hanya dapat memasok maksimum 60% dari daya yang dihasilkan kecuali dilengkapi dengan meteran pintar.
Tujuan dari aturan baru ini adalah untuk menghindari surplus produksi sementara dan harga negatif dengan mendorong pemilik sistem untuk memasok atau menggunakan listrik yang dihasilkan PV dengan cara yang menguntungkan jaringan.
