Dinamika Pasar Baja Khusus Paduan Nikel dalam Setengah Bulan Setelah Liburan: Analisis Komprehensif Biaya, Permintaan, dan Pasokan
Sisi Biaya: Harga Nikel Berfluktuasi Turun, Mengurangi Tekanan Biaya pada Baja Khusus
Pada awal Februari 2025, harga nikel melanjutkan tren penurunan yang diamati pada akhir Januari. Dipengaruhi oleh surplus pasokan dan peningkatan signifikan dalam inventaris nikel LME, harga kontrak nikel SHFE yang paling banyak diperdagangkan menurun secara stabil dari 5 Februari hingga 13 Februari, mencapai titik terendah 123.880 yuan/mt, dengan penurunan lebih dari 2,7%. Penurunan harga nikel terutama disebabkan oleh ketidakpastian terkait kebijakan RKAB Indonesia (kuota penambangan bijih nikel) dan akumulasi surplus inventaris nikel global. Meskipun pemerintah Indonesia mencoba meningkatkan harga nikel dengan memperketat kuota bijih nikel, skeptisisme pasar terhadap implementasi kebijakan tersebut memberikan tekanan pada harga nikel.
Bagi industri baja khusus paduan nikel, nikel sebagai bahan baku utama mengalami penurunan harga yang secara langsung mengurangi biaya produksi. Perusahaan baja khusus, terutama produsen kelas atas, diuntungkan dari tren penurunan harga nikel, yang membantu memulihkan margin keuntungan. Namun, volatilitas harga nikel tetap signifikan, dan perusahaan perlu memantau secara ketat perubahan kebijakan di Indonesia dan Filipina, serta dinamika inventaris, untuk mengurangi risiko biaya.
Sisi Permintaan: Pertumbuhan Stabil dalam Permintaan Kelas Atas, Peningkatan Marginal di Sektor Energi Baru, tetapi Pertumbuhan Keseluruhan Terbatas
Di sisi permintaan, aplikasi utama baja khusus paduan nikel terkonsentrasi pada industri kelas atas seperti militer, dirgantara, dan peralatan medis berskala besar, di mana persyaratan kinerja material sangat tinggi, mendorong pertumbuhan permintaan yang stabil. Beberapa aplikasi juga meluas ke penggunaan sipil, seperti pipa dan katup tahan korosi. Selain itu, dengan pertumbuhan berkelanjutan dalam produksi dan penjualan kendaraan energi baru (NEV), permintaan baja khusus paduan nikel di sektor energi baru diperkirakan akan mengalami peningkatan marginal pada kuartal ketiga.
Sisi Pasokan: Ketidakpastian Kebijakan Indonesia Meningkat, Surplus Pasokan Global Berlanjut
Di sisi pasokan, volatilitas kebijakan bijih nikel Indonesia tetap menjadi fokus pasar. Pada tahun 2025, proses persetujuan kuota penambangan bijih nikel Indonesia berjalan lambat. Meskipun data terbaru menunjukkan volume yang disetujui sebesar 250 juta wmt, angka ini masih di bawah permintaan pasar yang diperkirakan mencapai 290 juta wmt. Sikap tidak pasti pemerintah Indonesia meningkatkan kekhawatiran tentang kekurangan pasokan, sekaligus memberikan dukungan pada harga nikel.
Secara global, surplus pasokan di pasar nikel tidak mungkin berbalik. Inventaris nikel Kelas 1 diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2025, meskipun dengan laju yang lebih lambat. Pelepasan kapasitas dari proyek hidrometalurgi Indonesia dan pasokan nikel laterit berbiaya rendah yang berkelanjutan semakin memperburuk tekanan surplus pasar nikel global. Bagi industri baja khusus paduan nikel, surplus pasokan dapat menyebabkan penurunan lebih lanjut pada harga bahan baku, tetapi perusahaan juga harus tetap waspada terhadap potensi gangguan pasokan yang disebabkan oleh perubahan kebijakan Indonesia.
Ke depan, arah pasar baja khusus paduan nikel akan bergantung pada implementasi kebijakan Indonesia, perubahan inventaris nikel global, dan pertumbuhan permintaan lebih lanjut di sektor energi baru. Perusahaan perlu beroperasi dengan hati-hati dan memantau dinamika pasar secara cermat untuk menghadapi potensi risiko dan peluang.



