Pada sore hari tanggal 19 Desember 2025, kontrak timah teraktif SHFE SN2601 ditutup pada 339.520 yuan/ton, naik 4.520 yuan dari hari sebelumnya, atau kenaikan sekitar 1,35%. Selama sesi perdagangan, harga sempat mendekati level 340.000 yuan, mencapai tertinggi 341.800 yuan/ton dan terendah 334.680 yuan/ton, dengan kisaran fluktuasi melebihi 7.000 yuan, mengindikasikan volatilitas pasar yang meningkat signifikan. Sementara itu, kontrak timah tiga bulan di London Metal Exchange (LME) dikutip pada 42.945 dolar AS/ton, naik 25 dolar AS atau 0,06%.
Dari perspektif makro, CPI AS bulan November naik 2,7% tahun-ke-tahun, di bawah ekspektasi pasar, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga Fed AS. Melemahnya dolar AS, yang sedang tertekan, mendorong dana masuk ke pasar komoditas, lebih lanjut mendongkrak harga timah. Namun, risiko pasar telah menumpuk signifikan. Ekspor timah olahan Indonesia melonjak tajam menjadi 7.459 ton pada bulan November, naik hampir dua kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, perdagangan di pasar spot lesu, karena harga timah yang tinggi sangat menekan keinginan pembelian hilir. Perusahaan terutama melakukan restok esensial, tanpa aktivitas penimbunan besar-besaran yang teramati. Dalam jangka pendek, harga berada dalam kisaran historis yang sangat tinggi dan mengalami fluktuasi tajam.



