Pada 7 Juni 2025, Anran Ju, Senior Manager Divisi Aluminium SMM, dan Xinyi Liu, Analis Aluminium, memimpin delegasi dalam kunjungan lapangan ke kawasan industri PT. Bintan Alumina Indonesia, di mana mereka mengunjungi pabrik pengolahan alumina dan fasilitas pelabuhan BAI.

Profil Perusahaan
PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), yang didirikan pada tahun 2018 dan berkantor pusat di Zona Ekonomi Khusus (SEZ) Galang Batang di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Indonesia, mengkhususkan diri dalam memproduksi alumina kelas smelter (SGA). Pabrik pengolahan alumina perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 2022 dengan kapasitas awal 2 juta metrik ton per tahun (Mtpa), yang memproses sekitar 6 juta metrik ton bauksit yang ditambang secara domestik setiap tahunnya. Perusahaan ini berencana untuk meningkatkan kapasitasnya sebesar 1 juta metrik ton per tahun pada tahun 2025 dan 2026, sehingga pada akhirnya mencapai total kapasitas 4 juta metrik ton per tahun. BAI dimiliki 72,7% oleh Global Aluminium International Pte Ltd (perusahaan patungan antara Nanshan Aluminum Singapore Pte Ltd (95%) dan Redstone Group (5%)), 25% oleh Press Metal Aluminium Holdings Bhd, dan 2,3% oleh PT Mahkota Karya Utama. Perusahaan ini telah menandatangani perjanjian pasokan jangka panjang dengan Press Metal, yang berkomitmen untuk memasok 1,5 juta metrik ton alumina setiap tahun hingga tahun 2040. BAI juga telah mengembangkan infrastruktur yang komprehensif, termasuk pelabuhan khusus dan pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 160 megawatt, serta mengamankan pasokan listrik hingga 1.300 MW hingga tahun 2050 melalui perjanjian dengan PLN. Dengan menekankan perlindungan lingkungan dan konservasi energi, BAI memperoleh sertifikasi sebagai anggota Produksi & Transformasi dari Aluminium Stewardship Initiative (ASI) pada Mei 2025.


Selama kunjungan tersebut, kedua belah pihak terlibat dalam diskusi mendalam tentang topik-topik utama seperti kemajuan pengoperasian, rencana perluasan kapasitas, analisis struktur biaya, teknologi pengolahan lumpur merah, dan langkah-langkah perlindungan lingkungan. Tim manajemen BAI tidak hanya memberikan pengenalan rinci tentang proses produksi dan standar pengendalian kualitas, tetapi juga membimbing delegasi melalui lokakarya penting termasuk pemanggangan, pelarutan, dan pengendapan, serta area demonstrasi untuk proses pengolahan lumpur merah kering dan daur ulang tailing. Selanjutnya, delegasi mengunjungi area pelabuhan untuk mengamati efisiensi penanganan bijih, manajemen penyimpanan, dan protokol keselamatan.

Melalui pertukaran yang erat, para pihak mencapai konsensus awal untuk mengoptimalkan kolaborasi rantai pasok, berbagi pengalaman konservasi energi, dan memperluas pasar regional, serta sepakat untuk melakukan keterlibatan teknis dan komersial lebih lanjut pada tahap berikutnya. Kunjungan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman bersama tetapi juga meletakkan landasan yang kuat untuk kerja sama di masa depan di bidang-bidang seperti peningkatan proses produksi, integrasi sumber daya, dan pembangunan berkelanjutan. Kedua belah pihak berharap dapat bekerja sama untuk memajukan industri alumina Indonesia menuju tingkat pembangunan yang lebih hijau dan cerdas.




