Pada 19 Juni (Kamis), First Quantum, sebuah perusahaan pertambangan asal Kanada, menunjukkan beberapa tanda yang menggembirakan mengenai pembukaan kembali tambang tembaganya di Panama, meskipun ada peringatan dari presiden negara tersebut bahwa masih ada jalan panjang yang harus ditempuh sebelum kesepakatan pembukaan kembali dapat dicapai.
Perusahaan tersebut telah mulai mempersiapkan pengiriman 120.000 metrik ton tembaga setengah olahan yang telah terdampar di tambang tersebut sejak penutupannya pada akhir 2023.
Setelah penutupan tambang, perusahaan harus membayar US$20 juta per bulan untuk pemeliharaan tambang tersebut.
Franco Nevada Corp, yang memiliki perjanjian pasokan logam dengan tambang tersebut, setuju untuk menghentikan proses arbitrase terhadap Panama, menandai langkah kecil lainnya karena meninggalkan tindakan tersebut merupakan prasyarat untuk negosiasi dengan pemerintah.
Presiden Panama Jose Raul Mulino menyatakan pada Kamis bahwa negosiasi mengenai pembukaan kembali tambang tembaga sekarang dapat dimulai.
Penambang lokal, pemasok, serikat pekerja lainnya, dan beberapa anggota masyarakat lokal juga mendorong agar tambang tersebut kembali berproduksi.
Tambang tembaga tersebut, yang bernilai sekitar US$10 miliar, pernah menyumbang 1% dari total produksi tembaga dunia.
