Menurut laporan dari situs web BNAmericas, didorong oleh sektor pertambangan, ekspor Peru bangkit kembali pada kuartal pertama.
Data dari Kementerian Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru menunjukkan bahwa tembaga, emas, dan seng merupakan kontributor utama pertumbuhan ekspor mineral.
Pada bulan Februari, karena permintaan yang menyusut, ekspor tembaga Peru turun 0,4% YoY. Namun, pada bulan Maret, nilai ekspor tembaga Peru mencapai $2,58 miliar, naik 24,7% YoY. Pada kuartal pertama, nilai ekspor tembaga kumulatif mencapai $6,62 miliar, naik 23% YoY.
Pada bulan Maret, nilai ekspor emas Peru mencapai $1,53 miliar, naik 65% YoY. Pada kuartal pertama, nilai ekspornya mencapai $4,17 miliar, naik 53,7% YoY.
Pada kuartal pertama, total nilai ekspor produk mineral Peru (logam dan nonlogam) adalah $13,3 miliar, naik 29,1% dari $10,3 miliar pada periode yang sama tahun 2024. Pada periode yang sama, total nilai ekspor barang dagangan Peru adalah $20,6 miliar, naik 27,3% YoY.
China tetap menjadi tujuan ekspor utama tembaga Peru. Pada kuartal pertama, ekspor tembaga Peru ke China bernilai $4,88 miliar, naik 22,8% YoY.
Sementara itu, Peru mengekspor tembaga senilai $673 juta ke Eropa, diikuti oleh Jepang ($407 juta), Korea Selatan ($237 juta), dan Brasil ($166 juta).
Kanada adalah tujuan ekspor utama emas Peru, dengan nilai ekspor sebesar $811 juta pada kuartal pertama, diikuti oleh India ($691 juta) dan Swiss ($613 juta).



