Harga lokal akan segera diumumkan, harap ditunggu!
Tahu
+86 021 5155-0306
bahasa:  

Beli Saham AS saat Penurunan? Strategis Makro Katakan "Tidak Direkomendasikan": Risiko Resesi Masih Mengintai!

  • Apr 18, 2025, at 10:10 am
Kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden AS Trump awal bulan ini memberi pukulan berat pada saham-saham AS, dengan indeks S&P 500 turun 13% dari puncak pertengahan Februari. Pada titik ini, harga banyak saham AS sudah menggoda banyak investor, yang sangat ingin terlibat dalam gelombang pembelian murah. Menanggapi hal ini, Daniel von Ahlen, seorang strategis makro senior di perusahaan data dan analisis GlobalData TS Lombard, memperingatkan, "Belum waktunya untuk membeli." Dalam laporan pada Rabu, 16 April, von Ahlen menulis bahwa kekhawatiran investor tentang kebijakan tarif Trump tidak cukup, karena mereka "sangat meremehkan" risiko resesi yang akan datang. Dia menunjukkan, "Perintah penangguhan tarif Trump memicu rebound pasar saham, tetapi kami percaya itu akan singkat. Kami merekomendasikan menjual selama rebound, bukan membeli selama penurunan." Dia juga menyatakan bahwa ekspektasi konsensus saat ini untuk pertumbuhan GDP AS tahun ini adalah 1,8%, yang dia anggap "terlalu tinggi." Dia percaya bahwa penurunan ekonomi akibat tarif tidak dapat mendukung pertumbuhan tersebut, karena kenaikan harga akan menekan daya beli konsumen. Tidak hanya tarif. Mengenai prospek ekonomi AS, von Ahlen juga menyoroti potensi kekhawatiran lain di luar tarif. Pertama, kantor Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) sedang memotong pengeluaran pemerintah federal, yang akan berdampak negatif pada pasar tenaga kerja dan menyebabkan penurunan laba perusahaan. Laporan GlobalData mencatat bahwa jika pemerintahan Trump ingin melewati RUU pemotongan pajak, pemerintah harus mengimbanginya dengan memotong lebih banyak pengeluaran, yang akan menekan ekonomi lebih lanjut. Kedua, karena "ketidakpastian yang luas" dari kebijakan ekonomi Trump, pengeluaran investasi perusahaan dan niat perekrutan mungkin melambat. Selain itu, tindakan keras Trump terhadap imigrasi bisa menyebabkan penurunan pertumbuhan tenaga kerja AS, menekan pemulihan ekonomi AS dan pertumbuhan pekerjaan. Dalam laporan, von Ahlen menulis, "Secara keseluruhan, faktor-faktor ini mungkin cukup untuk mendorong ekonomi AS ke dalam resesi, terutama ketika pertumbuhan pendapatan pribadi riil mendingin dengan cepat, meninggalkan sedikit ruang untuk kesalahan." Dia juga menunjukkan bahwa meskipun pasar saham tidak pernah menjadi barometer ekonomi, keduanya saling terkait erat, dan volatilitas yang parah akhirnya bisa menjadi masalah yang mempengaruhi ekonomi. Ini karena nilai aset yang naik mendorong konsumen menjadi lebih percaya diri dan menghabiskan lebih banyak, sementara pasar saham yang lesu mungkin menekan "semangat hewan."
  • Berita Pilihan
Obrolan langsung melalui WhatsApp
Bantu kami mengetahui pendapat Anda.