Sisi Biaya: Pengetatan Pasokan Bijih Nikel Memperkuat Dukungan Biaya
Minggu ini, pasokan bijih nikel terus menjadi fokus pasar. Selain undang-undang kuota penambangan di dua negara, tambang nikel di Sulawesi, Indonesia, sedang mengalami musim hujan, dengan penambang menunjukkan keengganan kuat untuk menjual. Harga rata-rata bijih nikel laterit domestik 1,2% naik menjadi $23,5. Sementara itu, daerah produksi bijih nikel di Filipina juga sedang dalam musim hujan, dengan harga CIF bijih nikel kadar 1,4% tetap stabil pada rata-rata $45,75 per mt. Faktor-faktor ini telah meningkatkan sentimen pasar, menyebabkan peningkatan biaya secara keseluruhan di seluruh rantai industri nikel, memberikan dukungan kuat untuk harga nikel.
Sisi Permintaan: Permintaan Baja Tahan Karat Lemah, Pemulihan Terbatas di Sektor Energi Baru
Di sisi permintaan, pasar baja tahan karat tetap lesu. Setelah libur Tahun Baru Imlek, pasar baja tahan karat belum sepenuhnya pulih, dengan kinerja penjualan yang buruk dan sentimen pengadaan bahan baku yang rendah dari pabrik baja. Sementara itu, permintaan di sektor energi baru belum menunjukkan peningkatan signifikan. Meskipun pasar memiliki ekspektasi tertentu untuk permintaan NEV pada 2025, meningkatnya pangsa pasar baterai LFP dan musim sepi konsumsi akhir telah membatasi pertumbuhan permintaan nikel di sektor baterai ternary. Permintaan energi baru diperkirakan akan membaik pada Q2 hingga Q3 tahun ini.
Sisi Pasokan: Surplus Nikel Olahan Berlanjut
Meskipun pasokan bijih nikel ketat, pasar nikel olahan terus menghadapi tekanan surplus. Produksi nikel olahan China pada Februari diperkirakan mencapai 35.000 mt, naik 4,1% MoM dan naik 43,1% YoY, dengan proyek baru secara bertahap mulai beroperasi. Selain itu, tingkat persediaan domestik dan internasional tetap tinggi. Per 14 Februari , persediaan sosial nikel olahan di enam wilayah domestik mencapai 49.459 mt, naik 10,67% MoM dan naik 105,17% YoY. Situasi surplus ini telah membatasi ruang kenaikan harga nikel.
Prospek & Tren Pasar: Pergerakan Mendatar, Sentimen Makro Mendorong Volatilitas, Fokus pada Kebijakan dan Perubahan Permintaan
Secara keseluruhan, harga nikel menunjukkan pergerakan mendatar minggu ini. Dari 10 Februari hingga 17 Februari, harga nikel SHFE berfluktuasi antara 124.100 yuan/mt dan 129.150 yuan/mt. Perdagangan pasar aktif, tetapi sentimen makro dan ketidakpastian kebijakan secara signifikan memengaruhi volatilitas harga nikel. Misalnya, sikap hati-hati Ketua Fed Powell terhadap pemotongan suku bunga telah memberikan tekanan pada logam dasar. Dalam jangka pendek, harga nikel diperkirakan akan tetap bergerak mendatar. Pasar harus memantau perkembangan lebih lanjut dalam kebijakan bijih nikel di Indonesia dan Filipina, serta pemulihan permintaan aktual di sektor baja tahan karat dan energi baru.



