SMM Ringkasan Rapat Pagi Timah pada 17 Februari 2025
Pekan lalu, pasar timah secara keseluruhan menunjukkan kinerja berjangka yang kuat dan kondisi pasar spot yang relatif lemah, terutama dipengaruhi oleh gangguan pasokan dan sinyal makroekonomi positif. Kontrak timah SHFE yang paling aktif terus naik setelah liburan. Dari sisi pasokan, konflik bersenjata yang meningkat di Provinsi Kivu Utara, DRC, meningkatkan kekhawatiran terhadap gangguan pasokan bijih timah Afrika, sementara larangan penambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar, belum dicabut, yang semakin mendukung kenaikan harga timah yang diantisipasi. Dari sisi permintaan, meskipun sebagian besar perusahaan hilir secara bertahap melanjutkan operasi setelah liburan Tahun Baru Imlek, keinginan pembelian pengguna akhir tetap lemah, menyebabkan permintaan pasar spot yang lesu dan tingkat operasi yang secara keseluruhan rendah. Dalam lingkungan makroekonomi, data ketenagakerjaan ADP AS untuk Januari meningkat sebesar 183 ribu, jauh melampaui ekspektasi, menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja. Namun, ISM Services PMI tidak memenuhi ekspektasi, dan kebijakan pemotongan suku bunga Fed AS tetap ditunda, yang agak membatasi momentum kenaikan harga timah. Ekspor timah olahan Indonesia pada Januari turun tajam sebesar 66,6% MoM, sementara TC konsentrat timah di Provinsi Yunnan terus menurun, diperparah oleh lambatnya pemulihan operasi smelter setelah liburan. Dari sisi inventaris, inventaris sosial ingot timah SMM di tiga wilayah dan inventaris timah SHFE sama-sama mengalami peningkatan, sementara inventaris timah LME terus menurun. Dalam jangka pendek, harga timah SHFE diperkirakan akan bertahan di level tinggi. Investor harus memantau perubahan pasokan bijih luar negeri dan tren kebijakan makroekonomi, sambil berhati-hati terhadap risiko volatilitas yang timbul dari selisih antara harga berjangka dan spot. Menjelang Sidang Dua Sesi, ekspektasi pasar terhadap manfaat kebijakan makroekonomi semakin menguat, dan perhatian harus diberikan pada pernyataan dari perwakilan terkait. Indeks dolar AS melemah, mendorong harga timah SHFE yang dihitung dalam yuan, sementara kinerja kuat emas dan logam mulia lainnya juga memberikan dukungan pada sektor logam non-ferrous. Dari perspektif teknis, setelah kontrak timah SHFE yang paling aktif baru-baru ini menembus level 260 ribu yuan/mt, level resistensi jangka pendek telah bergeser ke sekitar 265 ribu yuan/mt, dengan dukungan di bawah pada 255 ribu yuan/mt. Dalam periode mendatang, harga timah SHFE mungkin bertahan di level tinggi, dengan campuran faktor bullish dan bearish. Faktor bullish meliputi pelemahan dolar AS, ekspektasi pengurangan stok luar negeri, pasokan domestik yang ketat, dan stimulasi permintaan yang didorong oleh kebijakan. Risiko bearish meliputi pemulihan hilir yang lebih lambat dari perkiraan, diskon spot yang diperluas menekan keinginan pembelian, dan tekanan jual yang dipicu oleh harga tinggi. Investor harus memantau perkembangan kebijakan Fed AS dan kemajuan pemulihan tambang timah di Myanmar.



