Harga lokal akan segera diumumkan, harap ditunggu!
Tahu
+86 021 5155-0306
bahasa:  

[Analisis SMM] AS Keluar dari Perjanjian Paris, Membatalkan Subsidi Energi Hidrogen, Bagaimana Masa Depan Energi Hidrogen AS?

  • Jan 26, 2025, at 10:12 am

Pada 20 Januari 2025, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengumumkan penarikan AS dari Perjanjian Paris, yang bertujuan untuk menangani perubahan iklim. Ini menandai tidak hanya kemunduran signifikan dalam upaya AS untuk tata kelola iklim global tetapi juga penarikan kedua dari perjanjian tersebut. Pada tahun 2017, Trump pertama kali mengumumkan penarikan AS dari Perjanjian Paris, yang secara resmi selesai pada akhir 2020. Namun, dengan pelantikan pemerintahan Biden pada 2021, AS kembali bergabung dengan perjanjian internasional tersebut. Kini, keputusan Trump untuk menarik diri lagi telah memicu kekhawatiran dan perdebatan luas di tengah tren global menuju pengembangan energi hijau.

Alasan pemerintahan Trump untuk menarik diri dari Perjanjian Paris terutama berpusat pada perlindungan ekonomi AS, khususnya sektor energi tradisional. Pemerintahan tersebut berpendapat bahwa perjanjian itu tidak adil bagi AS dan memberlakukan beban ekonomi yang tidak perlu, terutama pada sektor industri. Untuk mendukung sikap ini, pemerintahan Trump juga menandatangani perintah eksekutif lain untuk menangguhkan subsidi hidrogen hijau yang diberikan di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi dan Undang-Undang Infrastruktur dan Pekerjaan.

Hidrogen hijau, sebagai sumber energi yang bersih dan efisien, dianggap sebagai arah utama untuk transisi energi masa depan. Namun, keputusan pemerintahan Trump ini tidak diragukan lagi akan berdampak mendalam pada industri hidrogen hijau AS. Di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi dan Undang-Undang Infrastruktur dan Pekerjaan, subsidi hidrogen hijau adalah salah satu langkah penting untuk mendorong perusahaan berinvestasi dalam teknologi hidrogen baru dan mempromosikan pengembangan industri energi hidrogen. Penangguhan subsidi ini akan secara langsung memengaruhi antusiasme perusahaan untuk penelitian dan pengembangan (R&D) serta pengembangan teknologi baru di masa depan.

Secara khusus, perusahaan energi hidrogen AS awalnya dapat menerima dukungan keuangan yang substansial melalui undang-undang ini untuk mengembangkan teknologi baru, memperluas kapasitas produksi, dan meningkatkan kualitas produk. Namun, dengan penangguhan undang-undang ini, perusahaan-perusahaan ini akan menghadapi kekurangan dana, sehingga sulit untuk mempertahankan aktivitas R&D dan produksi normal. Diperkirakan perusahaan energi hidrogen AS akan kehilangan dana subsidi miliaran dolar setiap tahun, yang tidak diragukan lagi akan menjadi pukulan berat bagi perkembangan seluruh industri.

Selain itu, keputusan pemerintahan Trump ini juga akan berdampak negatif pada pengembangan teknologi hidrogen baru di masa depan. Sebagai komponen penting dari industri energi hidrogen, R&D dan aplikasi teknologi produksi hidrogen hijau adalah kunci untuk mendorong perkembangan keseluruhan industri. Namun, dengan penangguhan subsidi, perusahaan akan kekurangan dana yang cukup untuk R&D dan inovasi teknologi, yang mengarah pada perlambatan atau bahkan stagnasi dalam pengembangan teknologi baru. Hal ini tidak hanya akan memengaruhi daya saing industri energi hidrogen AS tetapi juga memiliki implikasi negatif bagi pengembangan teknologi energi hidrogen global.

Dari perspektif global, penarikan AS akan memiliki dampak yang luas pada tata kelola iklim global dan pengembangan energi hijau. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia dan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar, penarikan AS akan secara langsung melemahkan upaya pengurangan emisi global dan meningkatkan kesulitan dalam mencapai tujuan Perjanjian Paris. Selain itu, penarikan AS dapat memicu keraguan dan sikap ragu-ragu di negara-negara lain, sehingga memengaruhi koordinasi dan konsistensi tata kelola iklim global.

Perlu dicatat bahwa penarikan AS juga akan berdampak negatif pada keamanan energi dan pembangunan berkelanjutan negara itu sendiri. Dengan percepatan transisi energi global, sumber energi bersih seperti hidrogen hijau akan menjadi bagian penting dari sistem energi masa depan. Namun, penarikan AS akan menyebabkan berkurangnya investasi dalam energi bersih, sehingga memengaruhi optimalisasi struktur energinya dan peningkatan keamanan energi.

Singkatnya, keputusan pemerintahan Trump untuk menandatangani perintah eksekutif yang mengumumkan penarikan AS dari Perjanjian Paris dan menangguhkan undang-undang subsidi hidrogen hijau adalah peristiwa dengan dampak internasional yang signifikan. Keputusan ini tidak hanya akan berdampak buruk pada produksi hidrogen hijau AS dan pengembangan teknologi hidrogen baru di masa depan tetapi juga menimbulkan tantangan dan kesulitan baru bagi tata kelola iklim global dan pengembangan energi hijau. Menghadapi situasi ini, negara-negara perlu memperkuat kerja sama dan koordinasi untuk bersama-sama mempromosikan transisi energi global dan pembangunan berkelanjutan. Sementara itu, AS juga perlu menilai kembali kebijakan energinya dan sikap tata kelola iklimnya untuk berpartisipasi dalam proses tata kelola iklim global dan transisi energi dengan sikap yang lebih bertanggung jawab.

 

Ditulis oleh: Analis Energi Hidrogen SMM Xin Shi—135,152,19405 (tersedia di WeChat). Jika Anda juga tertarik dengan energi hidrogen, jangan ragu untuk menghubungi saya.

  • Berita Pilihan
  • Kobalt & Litium
Obrolan langsung melalui WhatsApp
Bantu kami mengetahui pendapat Anda.