Pasar lithium tanpa diragukan lagi telah menjadi industri yang paling diperhatikan dalam beberapa tahun terakhir, karena kini dianggap sebagai bagian mendasar dari transisi energi global. Dengan berkembangnya kendaraan listrik yang semakin penting, perluasan sistem energi terbarukan mereka, termasuk pencapaian teknologi yang sedang berlangsung, lithium juga semakin diakui selama periode ini sebagai penggerak utama energi bersih. Laporan ini mencakup tren utama, tantangan, dan prediksi di pasar lithium pada 2025 dan seterusnya untuk memberikan wawasan penting bagi bisnis yang mencari pemasok dan mitra yang andal.
Lonjakan Permintaan Lithium: Didukung oleh Kendaraan Listrik
Salah satu faktor terbesar yang memengaruhi pasar lithium saat ini adalah pertumbuhan luar biasa dalam pasar kendaraan listrik. Kendaraan listrik sangat bergantung pada baterai lithium-ion, dan seiring dengan meningkatnya penjualan kendaraan listrik secara global, permintaan lithium melonjak tajam. Badan Energi Internasional memproyeksikan bahwa jumlah kendaraan listrik di jalanan melampaui 10 juta pada 2023 dan diperkirakan akan tumbuh hingga 145 juta pada 2030. Pertumbuhan ini berkaitan langsung dengan kebijakan pemerintah untuk mempromosikan transportasi bersih dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Pada 2023, permintaan lithium global mencapai 145 ribu ton kandungan lithium dan diperkirakan akan melonjak hampir 600 ribu ton pada 2030. Seiring dunia mempercepat penggantian kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik, lintasan pasar lithium tetap optimis. Hal ini menjadikan pasar lithium sebagai sektor yang penting bagi semua pemangku kepentingan dalam rantai pasokan baterai, mulai dari penambang hingga produsen.
Tren Harga dan Dinamika Pasar: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya untuk Lithium?
Harga lithium sangat fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan ketidakseimbangan pasar antara penawaran dan permintaan. Menurut Shanghai Metals Market (SMM), harga lithium melonjak pada awal 2024, didorong oleh permintaan yang kuat dan pasokan yang terbatas. Pada Januari 2025, harga rata-rata logam lithium grade baterai adalah USD 80,700 per metrik ton, sementara lithium karbonat grade industri berkisar sekitar USD 8,705 per metrik ton. Ini terjadi setelah volatilitas harga yang mencerminkan pertumbuhan permintaan yang cepat, selain kendala sisi pasokan yang dihadapi oleh negara-negara penghasil lithium utama seperti Chili, Argentina, dan Australia.
Namun, para analis memperkirakan bahwa skenario jangka menengah mungkin melihat stabilitas harga dengan lebih banyak proyek lithium yang mulai beroperasi, seperti proyek ekstraksi lithium di Afrika dan AS. Tren ini menunjukkan bahwa harga lithium dapat stabil sekitar akhir 2020-an tetapi masih akan mengalami fluktuasi sesekali karena ketegangan geopolitik, masalah rantai pasokan, dan perubahan teknologi.
Faktor Geopolitik yang Mempengaruhi Pasar Lithium
Pasar lithium didorong tidak hanya oleh dinamika sisi permintaan tetapi juga oleh faktor geopolitik. Yang patut diperhatikan adalah tren China yang semakin mengonsolidasikan kendali atas rantai pasokan logam ini. Sebagai salah satu pengolah lithium terbesar, perubahan kebijakan China memiliki dampak besar pada harga global dan akses pasar.
Pada Januari 2025, SMM melaporkan bahwa China sedang mempertimbangkan kemungkinan larangan ekspor katoda baterai dan teknologi pengolahan lithium. Hal ini akan sangat mengganggu pasokan global karena sebagian besar manufaktur bergantung pada keahlian atau sumber daya China. Langkah-langkah geopolitik semacam itu diperkirakan akan menghasilkan pencarian sumber alternatif lithium, yang akan membuat rantai pasokan menjadi lebih terfragmentasi.
Ketegangan perdagangan AS-China juga menimbulkan risiko terhadap stabilitas pasar lithium. Dengan kedua negara bersaing untuk posisi terdepan di pasar kendaraan listrik dan mineral kritisnya, setiap gangguan dalam perdagangan atau perubahan kebijakan akan berdampak besar pada harga dan ketersediaan lithium. Hal ini semakin menekankan perlunya diversifikasi sumber pasokan dan metode produksi alternatif, seperti daur ulang lithium dan ekstraksi dari air panas bumi.
Kemajuan Teknologi: Masa Depan Ekstraksi dan Daur Ulang Lithium
Sementara permintaan lithium sebagian besar didorong oleh baterai, kemajuan dalam teknologi ekstraksi dan daur ulang dengan cepat mengubah lanskap. Penambangan lithium tradisional, terutama melalui ekstraksi batu keras dan pemompaan air garam, telah menimbulkan kekhawatiran lingkungan yang serius. Oleh karena itu, berbagai perusahaan telah berinvestasi dalam cara-cara ekstraksi yang berkelanjutan, termasuk berbagai teknologi ekstraksi langsung lithium (DLE) yang menjanjikan untuk merampingkan proses ekstraksi sambil meminimalkan kerusakan lingkungan.
Selain peningkatan dalam ekstraksi, daur ulang lithium juga semakin mendapatkan tempat dalam rantai pasokan. Saat ini, daur ulang lithium hanya merupakan sebagian kecil dari pasokan global. Posisi itu akan berubah dalam beberapa tahun mendatang. Sebagai contoh, pasar daur ulang lithium global diperkirakan bernilai sekitar USD 1,7 miliar pada 2030 dan akan memberikan dorongan besar pada pasokan saat baterai kendaraan listrik mulai mencapai akhir masa pakainya, menurut studi 2024 oleh Global Battery Alliance.
Teknologi daur ulang menjadi lebih efisien dan lebih murah, termasuk dari perusahaan seperti American Battery Technology Company (ABTC) dan Lithion Recycling, yang memungkinkan ekonomi lithium sirkular. Semakin dapat diskalakan metode daur ulang, semakin kecil risiko bisnis dari ekstraksi bahan mentah, semakin kecil ketergantungan rantai pasokan, dan semakin baik metrik keberlanjutannya.
Produksi Lithium dan Pemain Utama di Pasar
Berbagai negara dan perusahaan sangat penting bagi pasokan lithium global. Tiga negara—Australia, Chili, dan China—mendominasi produksi lithium secara global. Survei Geologi AS menyatakan bahwa Australia adalah produsen lithium terbesar, diikuti oleh Chili dan China. Namun, sebagian besar negara ini memiliki masalah dengan perizinan, kekhawatiran lingkungan, dan oposisi dari komunitas lokal.
Pengembangan proyek lithium baru-baru ini di negara-negara seperti Zimbabwe dan Argentina menciptakan peluang diversifikasi baru bagi perusahaan yang mencari pasokan lithium yang stabil. Sebagai contoh, proyek Kavango Resources di Zimbabwe diatur untuk meningkatkan produksi lithium negara itu secara signifikan pada 2026, dan Lithium Americas telah mengamankan proyek skala besar untuk ekstraksi lithium di Argentina—yang memiliki beberapa cadangan logam terbesar di dunia.
Selain penambangan tradisional, SMM menyoroti keterlibatan yang semakin meningkat dari perusahaan-perusahaan China dalam berbagai bagian pengolahan lithium di setiap benua. Perusahaan seperti Ganfeng Lithium dan Tianqi Lithium telah menambang, memurnikan, dan memproduksi baterai dalam rantai integrasi vertikal untuk menjadi perusahaan terkemuka di sektor ini.
Shanghai Metals Market: Pemimpin Pasar dalam Menganalisis Tren Pasar Lithium
Shanghai Metals Market (SMM) adalah sumber utama Anda untuk tren pasar terbaru dalam lithium. Sebagai salah satu penyedia intelijen logam utama di dunia, SMM memberikan wawasan yang sangat berharga tentang pergerakan terbaru, tren harga, dan prediksi harga. Dengan SMM yang melacak harga real-time untuk berbagai jenis produk lithium seperti logam lithium, lithium karbonat, dan lithium hidroksida, ini memberikan wawasan besar bagi bisnis dalam pengambilan keputusan saat membeli bahan mentah.
Harga SMM pada Januari 2025 adalah sebagai berikut:
Logam lithium grade baterai: USD 80,700/mt
Lithium karbonat grade baterai 99,5%: USD 9,090/mt
Lithium hidroksida grade baterai 56,5%: USD 8,407/mt
Selain itu, SMM menyediakan laporan pasar mendalam dan analisis yang memberikan rincian dinamika penawaran-permintaan, prediksi harga, dan tren pasar yang muncul. Laporan tahunan mereka "Global Lithium Industry Chain Annual Report 2024-2030" adalah bacaan wajib bagi bisnis yang mencari wawasan pasar yang komprehensif dan data perencanaan strategis.
SMM juga menyelenggarakan konferensi industri besar lainnya: Indonesia Critical Minerals Conference & Expo 2025, yang akan membahas masa depan mineral kritis seperti lithium. Ini adalah peluang luar biasa untuk berjejaring dengan pemimpin industri, mencari pemasok baru, dan mengikuti perkembangan terbaru di pasar.
Prospek Masa Depan: Apa yang Diharapkan pada 2025 dan Seterusnya
Ke depan, permintaan lithium akan terus meningkat tetapi tidak tanpa tantangan. Permintaan yang meningkat dari kendaraan listrik dan solusi penyimpanan energi terbarukan akan terus mendorong harga, meskipun stabilitas harga mungkin muncul dengan proyek penambangan baru dan upaya daur ulang yang mulai beroperasi. Bisnis harus waspada terhadap gangguan rantai pasokan dan risiko geopolitik, terutama karena pemerintah di seluruh dunia semakin agresif dalam mengamankan pasokan mineral kritis.
Dengan kata lain, permintaan untuk teknologi energi bersih, peristiwa geopolitik, dan peningkatan teknologi dalam ekstraksi dan daur ulang adalah faktor penentu dalam jalur pertumbuhan pasar lithium. Untuk menavigasi tren ini, Shanghai Metals Market menawarkan apa yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan ini untuk bergabung: intelijen pasar, harga real-time, dan berbagai laporan industri menjadikannya mitra yang tak ternilai dalam rantai pasokan lithium.
Dengan tetap terinformasi dan mendiversifikasi sumber pasokan, bisnis dapat memposisikan diri untuk sukses di pasar lithium yang terus berkembang.



