Pada bulan Juni, tenaga surya melampaui energi nuklir dan angin untuk menjadi sumber listrik utama Uni Eropa untuk pertama kalinya. Menurut data Ember, energi surya menyumbang 22,1 persen dari listrik Uni Eropa, melebihi energi nuklir yang sebesar 21,8 persen dan tenaga angin yang sekitar 16 persen. Tonggak penting ini menunjukkan transformasi cepat sistem tenaga Uni Eropa, dengan setidaknya 13 negara Uni Eropa memecahkan rekor tenaga surya bulanan mereka sendiri. Sementara itu, pangsa batu bara turun ke level terendahnya yaitu hanya lebih dari 6 persen, menunjukkan pergeseran dari bahan bakar fosil.
Komisi Eropa melaporkan bahwa hampir sembilan dari 10 orang Eropa mendukung penggunaan energi terbarukan yang lebih besar. Proyek surya dan penghematan biaya telah memperoleh dukungan untuk panel atap dan skema surya komunitas. Para ahli menekankan bahwa tantangan berikutnya bagi Eropa adalah meningkatkan kapasitas penyimpanan dan meningkatkan jaringan listrik untuk menjaga pasokan listrik selama periode tanpa sinar matahari atau angin. Studi terpisah dari Global Energy Monitor menunjukkan bahwa mengubah tambang batu bara tua menjadi ladang surya berpotensi menghasilkan listrik yang cukup untuk negara berukuran seperti Jerman, yang lebih jauh menunjukkan potensi besar energi surya.
