Harga lokal akan segera diumumkan, harap ditunggu!
Tahu
+86 021 5155-0306
bahasa:  

STANIA, anak perusahaan dari Arsari Tambang, secara resmi meresmikan pabrik solder pelindung lingkungan pertama di Indonesia

  • Jul 10, 2025, at 2:28 pm
  • SMM

PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), anak perusahaan dari Arsari Tambang, secara resmi meresmikan pabrik solder pertamanya pada 10 Juli di Kawasan Industri Tunas Prima, Batam. Pabrik ini tidak hanya menandai tonggak penting dalam menanggapi agenda pengolahan mineral dalam negeri yang diusulkan oleh Presiden Indonesia Prabowo, tetapi juga menandai komitmen Arsari Tambang untuk menjadi pelopor dalam produksi timah yang ramah lingkungan di Asia Tenggara.

Pabrik yang mencakup area seluas 6.500 m² ini mengadakan upacara peletakan batu pertama pada 10 Mei 2024, dan saat ini memiliki kapasitas untuk memproduksi 2.000 metrik ton batang solder setiap tahunnya. Dari perspektif jangka panjang, kapasitasnya akan diperluas untuk mencakup kawat solder, bubuk solder, dan pasta solder, dengan total produksi tahunan yang diharapkan mencapai 16.000 metrik ton. Pabrik ini bertujuan untuk mencapai pendapatan sebesar 1 triliun rupiah Indonesia, dan kehadirannya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri manufaktur yang berbasis pada mineral dalam negeri Indonesia. "Peresmian pabrik solder ini," kata Hashim S. Djojohadikusumo, Ketua Arsari Tambang, "adalah manifestasi konkret dari dukungan kami terhadap industri pengolahan dalam negeri dan tanggapan kami terhadap tantangan transisi energi global dan pembangunan berkelanjutan. Ini menandai awal dari perjalanan panjang Arsari Tambang menuju industri pertambangan yang menyeimbangkan tanggung jawab lingkungan dan sosial."

Sebagai produsen solder pertama di Indonesia yang sepenuhnya mengandalkan pengolahan mineral dalam negeri, PT STANIA telah mengadopsi langkah-langkah pembangunan berkelanjutan yang spesifik. Seluruh operasi pabrik didukung oleh listrik energi baru yang disertifikasi oleh Sertifikat Energi Terbarukan (REC) dari perusahaan listrik negara Indonesia (PLN), sehingga menjadi fasilitas produksi nol emisi. Desain bangunan juga menekankan efisiensi energi, dengan atap transparan yang luas memaksimalkan cahaya alami dan mengurangi penggunaan pencahayaan listrik.

"STANIA adalah komponen penting dari visi besar kami untuk membangun ekosistem industri timah dan menempatkan Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasokan produk berbasis timah global. Dengan mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan kolaborasi strategis, kami berharap dapat membuktikan bahwa industri pertambangan juga dapat menjadi pelopor dalam pembangunan berkelanjutan," kata Aryo P. S. Djojohadikusumo, CEO dari Arsari Tambang.

STANIA juga menekankan komitmennya untuk hanya menggunakan bahan baku yang sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Perusahaan telah menandatangani perjanjian kerangka dengan PT Freeport Indonesia untuk memperoleh mineral strategis seperti timbal dan perak, yang sangat penting untuk memproduksi solder berkualitas tinggi yang digunakan dalam berbagai produk elektronik global.

Selain itu, STANIA telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Volex, penyedia solusi konektivitas daya dan elektronik global, serta Jiangxi Xin Nanshan Technology Co., Ltd. dari Tiongkok, untuk berkolaborasi dalam rantai pasokan solder untuk produk ekspor. Kolaborasi ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global sambil membuka peluang untuk penetrasi pasar internasional produk hilir berbasis timah yang diproduksi di dalam negeri.

"Kami menghargai inisiatif strategis PT STANIA dan Grup Arsari Tambang. Pengolahan hilir merupakan prioritas bagi pemerintah Indonesia, yang bertujuan untuk menciptakan nilai tambah, meningkatkan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing industri nasional. Pabrik ini merupakan bukti konkret dari sinergi antara sektor swasta dan visi besar pemerintah," kata Todotua Pasaribu, Wakil Menteri Investasi dan Pengolahan Hilir Indonesia, pada upacara peresmian.

Kolaborasi B2B domestik antara STANIA dan Freeport Indonesia juga akan meletakkan dasar untuk mengkonsolidasikan posisi Indonesia di pasar ekspor dengan meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral lokal dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Ansar Ahmad, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, menyatakan, "Kami menyambut baik kehadiran PT STANIA di Batam sebagai bagian dari transformasi industri di Kepulauan Riau. Investasi ini tidak hanya membawa teknologi dan inovasi, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah."

Dengan pembukaan resmi pabrik ini, STANIA semakin memperkuat perannya dalam agenda strategis nasional untuk pengolahan mineral hilir, yaitu untuk mendorong pengolahan mineral yang lebih dalam, meningkatkan otonomi industri, dan menunjukkan bahwa pertumbuhan industri dan pembangunan berkelanjutan dapat berjalan bersama.

  • Berita Pilihan
  • Industri
  • Timah
Obrolan langsung melalui WhatsApp
Bantu kami mengetahui pendapat Anda.