Pada 28 Mei, HDF Energy, operator listrik nasional Indonesia PLN, dan lembaga pembiayaan infrastruktur milik negara PT SMI menandatangani nota kesepahaman (MoU) tripartit. Selain itu, HDF Energy menandatangani perjanjian kedua dengan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur, yang semakin memperkuat kepercayaan gubernur terhadap proyek-proyek HDF dan memperkuat kehadiran HDF di wilayah yang memiliki potensi tinggi ini.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menerapkan mekanisme pembiayaan inovatif untuk mendukung 23 proyek Renewstable® HDF yang saat ini sedang dikembangkan di Indonesia, dengan total investasi sebesar 2,3 miliar euro. Proyek-proyek ini telah dimasukkan dalam Peta Jalan Pembangunan Nasional untuk Energi Hidrogen dan Amonia yang baru-baru ini dirilis oleh pemerintah Indonesia, yang menempatkan hidrogen sebagai pilar strategis dalam campuran energi nasional, khususnya di sektor pembangkit listrik.
Fokus pengembangan HDF Energy berada di Indonesia bagian timur, dengan 23 proyek Renewstable® yang saat ini sedang berjalan. Delapan proyek ini terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur. HDF Energy telah menandatangani nota kesepahaman dengan gubernur provinsi untuk meningkatkan kerja sama lokal dan mempercepat penyebaran.
Pembangkit listrik Renewstable® menggabungkan energi terbarukan yang bersifat intermiten (surya atau angin) dengan penyimpanan energi hidrogen hijau berskala besar untuk menyediakan listrik bersih, terbarukan, stabil, dan beban dasar sepanjang waktu. Solusi ini menawarkan alternatif berkelanjutan untuk pembangkit listrik diesel lokal. Hidrogen hijau berlebih yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk mendekarbonisasi transportasi maritim regional. HDF Energy, perusahaan listrik nasional Indonesia (PLN), dan PT ASDP Indonesia Ferry menandatangani perjanjian terstruktur pertama di bidang ini pada April 2025 untuk meluncurkan inisiatif dekarbonisasi maritim ini.
