Pabrik e-metanol komersial skala besar pertama di dunia baru-baru ini secara resmi mulai beroperasi di Aabenraa, Denmark, menandai fase baru dalam aplikasi industri teknologi e-metanol. Siemens Energy menyediakan elektroliser proton exchange membrane (PEM) berkapasitas 52,5 megawatt (MW) untuk proses produksi hidrogen hijau di pabrik tersebut, yang dapat menghasilkan sekitar 8.000 metrik ton hidrogen hijau per tahun, berfungsi sebagai bahan baku utama untuk sintesis e-metanol.
Pabrik yang dibangun oleh European Energy ini mendapatkan listriknya dari Kasø Solar Park yang berdekatan, sedangkan karbon dioksida ditangkap dan dipasok oleh Tønder Biogas. Pabrik ini dapat menghasilkan sekitar 42.000 metrik ton e-metanol per tahun, mengurangi emisi karbon sekitar 97% dibandingkan dengan proses tradisional. E-metanol yang diproduksi akan dipasok ke Maersk untuk digunakan pada kapal kontainer bertenaga metanol pertama di dunia, Laura Maersk. E-metanol ini juga akan digunakan sebagai bahan baku oleh LEGO Group untuk memproduksi beberapa komponen LEGO. Selain itu, Novo Nordisk berencana untuk menerapkannya dalam produksi kimia, secara bertahap menggantikan metanol berbasis bahan bakar fosil yang ada.
Teknologi elektroliser PEM Siemens Energy telah diterapkan dalam beberapa proyek. Misalnya, perusahaan ini memberikan dukungan peralatan utama untuk proyek elektroliser 54-MW BASF di lokasi Ludwigshafen di Jerman, yang saat ini merupakan proyek produksi hidrogen PEM unit tunggal terbesar yang beroperasi di Eropa. Sementara itu, Siemens Energy juga sedang mengembangkan tiga proyek elektrolisis air kelas 100-MW untuk produksi hidrogen, berkomitmen untuk meletakkan dasar yang kuat untuk aplikasi skala besar energi hidrogen hijau.



