Produsen PV AS, SEG Solar, telah mengumumkan pengoperasian resmi fase pertama fasilitas produksi sel surya 2GW-nya di Indonesia.
Pabrik ini akan memproduksi secara massal sel surya n-type efisiensi tinggi yang dikembangkan secara mandiri oleh SEG, dengan efisiensi konversi rata-rata 26,4%. Fase pertama pembangunan mencakup empat jalur produksi yang menggunakan teknologi sablon, dilengkapi dengan peralatan pencetakan bergantian dua sisi, mencapai waktu siklus produksi rata-rata 0,75 detik per sel surya. SEG menyatakan bahwa kecepatan ini 20% lebih cepat daripada standar industri tradisional.
Selain itu, pabrik ini telah mengintegrasikan proses sintering "revolusioner, pertama di industri" yang dikembangkan secara mandiri oleh SEG, yang dapat lebih meningkatkan efisiensi konversi absolut sebesar 0,3%.
Di masa depan, SEG Solar berencana untuk memperluas kapasitas pabrik menjadi produksi tahunan 5GW dan membangun basis manufaktur PV yang terintegrasi secara vertikal yang mencakup ingot, wafer, sel surya, dan modul. SEG menyatakan bahwa pabrik ini akan menargetkan pasar AS, Eropa, dan Indonesia, berkomitmen untuk memproduksi produk PV dengan sertifikasi pelacakan dan hijau. Saat ini, kapasitas produksi tahunan SEG untuk modul surya melebihi 6GW, termasuk pabrik 2GW di Texas, AS, yang mulai beroperasi pada Agustus 2024.
Perlu dicatat bahwa ketika AS memberlakukan tarif tinggi terhadap basis produksi tradisional di Kamboja, Thailand, Malaysia, dan Vietnam, Indonesia dan Laos secara bertahap muncul sebagai pusat manufaktur PV baru untuk pasar AS. Menurut statistik dari konsultan industri solar dan ESS, Sinovoltaics, hingga akhir 2024, kapasitas produksi modul di Asia Tenggara telah mencapai 78,8GW, dan diperkirakan akan melampaui 92GW dari 2027 hingga 2030. Kapasitas produksi sel surya juga diproyeksikan akan tumbuh dari 50GW saat ini menjadi 68GW.



