17 April 2025
Pada sesi pagi, kontrak timah SHFE yang paling banyak diperdagangkan (SN2505) menunjukkan tren kenaikan. Dipengaruhi oleh kenaikan biaya royalti untuk bijih timah Indonesia, harga timah naik kembali ke level tinggi, ditutup pada 259.240 yuan/mt pada tengah hari, naik 0,59% dari harga penyelesaian sebelumnya. Rentang fluktuasi intraday adalah dari 254.780 hingga 259.460 yuan/mt, dan open interest turun lebih lanjut menjadi di bawah 30.000 lot. Gedung Putih mengumumkan kenaikan tarif atas barang-barang utama asal Tiongkok seperti mesin, elektronik, dan semikonduktor dari 125% menjadi 245%, serta menghapuskan kebijakan bebas bea untuk paket kecil (yang awalnya di bawah $800). Langkah ini secara langsung berdampak pada ekspektasi ekspor rantai industri elektronik Tiongkok. Timah, sebagai bahan baku inti untuk solder, menghadapi risiko perpindahan pesanan atau pemotongan produksi di antara perusahaan hilir, memperparah tekanan pada sisi permintaan. Perkiraan pasar menunjukkan bahwa jika kebijakan tarif terus berlanjut, ekspor solder timah domestik mungkin menurun sebesar 15%-20%, menekan penilaian harga. Ketua Fed Powell menegaskan kembali pada pagi hari bahwa "tidak ada harapan untuk penurunan suku bunga tahun ini," mendorong indeks dolar AS ke level tertinggi 104,3, memberikan tekanan pada sektor logam nonferrous. Sementara itu, eskalasi gesekan perdagangan AS-Tiongkok memicu aksi jual besar-besaran atas aset berisiko global, dengan timah SHFE, sebagai produk yang sangat volatil, menjadi yang paling terpukul. Meskipun kebijakan domestik telah mengeluarkan ekspektasi penurunan suku bunga, pasar tetap skeptis tentang apakah langkah-langkah pelonggaran dapat mengimbangi dampak tarif.



