Harga lokal akan segera diumumkan, harap ditunggu!
Tahu
+86 021 5155-0306
bahasa:
SMM
Masuk
Logam Dasar
Aluminium
Tembaga
Timbal
Nikel
Timah
Seng
Energi Baru
Tenaga Surya
Litium
Kobalt
Bahan Katoda Baterai Litium
Bahan Anoda
Diafragma
Elektrolit
Baterai-Lithium-ion
Baterai Natrium-ion
Baterai-Lithium-ion-Bekas
Hidrogen-Energi
Penyimpanan Energi
Logam Minor
Silikon
Magnesium
Titanium
Bismut-Selenium-Telurium
Tungsten
Antimon
Kromium
Mangan
Indium-Germanium-Galium
Niobium-Tantalum
Logam-Minor-Lainnya
Logam Mulia
Logam Tanah Jarang
Emas
Perak
Palladium
Platina/Ruthenium
Rhodium
Iridium
Logam Bekas
Tembaga-Bekas
Aluminium-Besi Tua
Timah-Bekas
Logam Besi
Indeks Bijih Besi
Harga Bijih Besi
Kokas
Batu_Bara
Besi-Babi
baja batang
Baja Jadi
Baja Internasional
Lainnya
Futures
Indeks SMM
MMi
Ekspor menyumbang 36,96%. Indonesia secara bertahap mendorong transisi energinya.
Mar 31, 2025, at 5:43 pm
Menurut data bea cukai, ekspor film pada Februari mencapai 2,9559 juta metrik ton, turun 33,80% MoM tetapi naik 31,62% YoY. Pada Februari, Indonesia menjadi pasar ekspor terbesar, menyumbang 36,96% dari ekspor. Pada Februari 2025, ekspor film PV China berdasarkan negara dan wilayah utamanya adalah ke Indonesia (36,96%), Korea Selatan (9,60%), India (8,05%), Polandia (5,01%), dan Vietnam (4,40%).
Menurut data bea cukai, ekspor film selama 2024 totalnya 41.941,73 metrik ton, turun 33,01% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada Februari, berdasarkan negara/wilayah, tujuan ekspor teratas adalah Indonesia (36,96%), Korea Selatan (9,60%), India (8,05%), Polandia (5,01%), dan Vietnam (4,40%). Indonesia menjadi pasar ekspor terbesar, dengan ekspor 2,9559 juta metrik ton, menyumbang 36,96%.
Dari perspektif perkembangan regional, kawasan Asia-Pasifik muncul sebagai pasar konsumen film PV paling menjanjikan secara global, dengan China dan Indonesia yang sangat menonjol. Tren ini didorong oleh rantai industri PV yang berkembang pesat di kawasan tersebut. Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia mempercepat penataan industri energi terbarukannya di bawah bimbingan strategi "netralitas karbon". Laporan "2025 Indonesia Solar Outlook" yang dirilis oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) menunjukkan bahwa negara tersebut diperkirakan akan menambah kapasitas surya 350-550 GW hingga 2050. Untuk mencapai target 23% energi terbarukan pada 2025, 28% pada 2030, dan memenuhi komitmen netralitas karbon 2060, Indonesia secara bertahap menghentikan pembangkit listrik batu bara tradisional (berencana menutup 10,6 GW kapasitas batu bara), menciptakan ruang signifikan untuk pengembangan energi bersih seperti PV. Saat ini, pasar film PV Indonesia masih sangat bergantung pada impor. Sebagai pemimpin global dalam industri PV, China memiliki keunggulan signifikan dalam kapasitas dan teknologi film, dengan potensi ekspor besar ke Indonesia. Film EVA transparan adalah kategori produk utama yang diekspor dari China ke Indonesia. IESR menunjukkan bahwa untuk sepenuhnya melepaskan potensi pengembangan PV Indonesia, diperlukan dukungan kebijakan, inovasi teknologi, dan kolaborasi internasional. Apakah Indonesia dapat mencapai lompatan pengembangan dalam transisi energi global tergantung pada kemampuannya untuk mempercepat penyebaran PV dan menyelesaikan transformasi dari kekuatan manufaktur menjadi kekuatan energi.