Pada Februari 2025, produksi nikel olahan nasional menurun 5,69% MoM tetapi naik 15,12% YoY. Tingkat operasional industri berada di 52%, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Alasan utamanya adalah berakhirnya liburan Tahun Baru Imlek baru-baru ini, dengan beberapa perusahaan belum sepenuhnya melanjutkan operasi, serta jumlah hari kalender di Februari yang lebih sedikit, menyebabkan penurunan produksi.
Pada Februari, harga nikel berfluktuasi turun sebelum naik, kemudian mundur dan stabil. Dalam jangka pendek, harga bijih nikel Indonesia tetap relatif kuat karena faktor-faktor berikut: 1. Musim hujan di Indonesia memengaruhi kecepatan penambangan; 2. Biaya transportasi meningkat akibat dampak musim hujan pada logistik; 3. Musim hujan meningkatkan kadar kelembapan bijih nikel, sehingga menambah biaya.
Terkait pasokan dan permintaan nikel olahan, Februari menyaksikan sebagian besar perusahaan hilir beroperasi dengan kapasitas parsial karena liburan Tahun Baru Imlek, ditambah jumlah hari kalender yang lebih sedikit dan transaksi pasar spot yang biasa saja. Permintaan domestik secara keseluruhan relatif lemah pada Februari. Dari sisi pasokan, meskipun beberapa perusahaan melakukan pengurangan produksi pada Februari, pasokan industri secara keseluruhan tetap pada tingkat tinggi. Mengenai inventaris, inventaris enam lokasi SMM berjumlah 45,456 mt, dengan pola surplus pasokan fundamental yang tidak berubah.
Pada Maret, dampak liburan Tahun Baru Imlek diperkirakan akan hilang, dan permintaan mungkin pulih ke tingkat normal. Di bawah surplus pasokan, produksi Maret diproyeksikan meningkat 13,56% MoM dan naik 29,16% YoY.



