- Latar Belakang
Pada 31 Desember 2024, Kementerian Keuangan Indonesia mengeluarkan Pengumuman No. PMK103, melanjutkan pengenaan bea anti-dumping pada gulungan canai panas dari besi atau baja bukan paduan (Indonesian: CANAI LANTAIAN DARI BESI ATAU BAJA BUKAN PADUAN) dengan lebar tidak kurang dari 600 mm yang berasal dari Tiongkok daratan, India, Rusia, Kazakhstan, Belarus, Taiwan, Tiongkok, dan Thailand. Tarif pajak untuk Tiongkok daratan tetap tidak berubah pada 0% dan 20%. Langkah ini akan berlaku mulai 15 Januari 2025, dan berlaku selama lima tahun hingga 14 Januari 2030. Kode tarif Indonesia untuk produk yang terlibat adalah 7208.10.00, 7208.25.00, 7208.26.00, 7208.27.11, 7208.27.19, 7208.27.91, 7208.27.99, 7208.36.00, 7208.37.00, 7208.38.00, 7208.39.10, 7208.39.20, 7208.39.30, 7208.39.40, 7208.39.90, ex7208.90.10, ex7208.90.20, dan ex7208.90.90.
Melihat ke belakang selama bertahun-tahun, sejak 2006, Indonesia telah memulai investigasi anti-dumping pada HRC Tiongkok dan membuat keputusan akhir anti-dumping pada 28 Februari 2008, mengenakan bea anti-dumping sebesar 0%-20% pada produk yang terlibat. Selanjutnya, Indonesia meluncurkan dua investigasi peninjauan sunset pada langkah-langkah anti-dumping untuk produk Tiongkok, memperpanjang periode bea anti-dumping sesuai kebutuhan. Bea anti-dumping telah diberlakukan selama hampir 17 tahun, dengan tarif pajak rinci ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1 - Tabel Bea Anti-Dumping Final Peninjauan Sunset Indonesia pada HRC Tiongkok
- Ekspor HRC ke Indonesia Meningkat Secara Total dan Volume, Namun Pangsa Tetap di Bawah 2%!
Gambar 1 - Total Volume Ekspor dan Data YoY Produk Tiongkok yang Terlibat, 2017-2024 (hingga November)
Menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai, sebelum 2020, volume ekspor produk yang terlibat dari Tiongkok tidak tinggi, dengan ekspor tahunan di bawah 1 juta mt. Setelah 2020, volume ekspor produk yang terlibat dari Tiongkok melonjak. Pada 2021, data sedikit menurun, tetapi setelah 2022, kembali ke puncaknya. Hingga November tahun ini, volume ekspor telah mencapai 16,497 juta mt, naik 38,69% YoY (volume ekspor 2023 untuk periode yang sama adalah 11,895 juta mt), sudah melampaui total tahun lalu!Gambar 2 - Total Volume Ekspor dan Data YoY Produk Tiongkok yang Terlibat, 2017-2024 (hingga November)
Pada 2017, Indonesia memulai investigasi peninjauan sunset kedua pada produk Tiongkok yang terlibat. Selama empat tahun berikutnya, volume ekspor produk yang terlibat ke Indonesia tetap rendah, di bawah 10 ribu mt, tetapi kemudian meningkat. Berdasarkan data dari 11 bulan pertama tahun ini, Tiongkok mengekspor 320,700 mt HRC ke Vietnam, naik sekitar 20,38% YoY (volume ekspor 2023 untuk periode yang sama adalah 266,400 mt). Tahun ini, total volume ekspor produk yang terlibat dari Tiongkok ke Indonesia sudah melampaui tahun lalu!
Ekspor HRC Tiongkok ke Indonesia Kurang dari 2%, Dampak Anti-Dumping Tidak SignifikanTabel 2 - Proporsi Volume Ekspor Produk yang Terlibat ke Indonesia dalam Total Volume Ekspor Tiongkok, 2019-2024 (hingga November)
- Mengenai proporsi total volume ekspor produk yang terlibat ke Vietnam dalam total volume ekspor Tiongkok, proporsi keseluruhan berfluktuasi antara 0%-3%. Pada 2020, proporsi ini turun menjadi 0,09%, dengan dampak minimal, tetapi kemudian meningkat. Hingga November 2024, angka ini telah tumbuh lebih dari 200 kali lipat dari nilai terendah. Namun, total volume ekspor produk yang terlibat di Tiongkok juga mengalami peningkatan signifikan, dan proporsi keseluruhan tetap relatif kecil.
Secara keseluruhan, menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai, total volume ekspor HRC dari Tiongkok ke Indonesia pada 2024 hanya 320,700 mt, yang menyumbang 1,94% dari total volume ekspor gulungan baja karbon canai dingin Tiongkok. Dalam hal peringkat ekspor HRC Tiongkok, Indonesia turun dari peringkat ke-9 menjadi ke-14! Oleh karena itu,

meskipun bea anti-dumping diperpanjang, hal ini tidak memiliki dampak substansial pada total volume ekspor HRC domestik. Namun, mengingat produk baja Tiongkok semakin kompetitif di pasar global, yang merugikan produsen baja di negara lain, beberapa negara percaya bahwa produk baja Tiongkok dijual di pasar internasional dengan harga di bawah nilai normal, yang merupakan perilaku dumping, dan karenanya memulai investigasi anti-dumping. Tahun ini, di antara lima negara teratas untuk ekspor HRC, dua di antaranya telah meluncurkan investigasi/keputusan akhir anti-dumping pada produk Tiongkok yang terlibat. Karena produk baja Tiongkok membanjiri pasar luar negeri, gesekan perdagangan baru tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, meningkatkan proporsi ekspor produk berteknologi tinggi menjadi sangat penting!
SMM akan terus memantau perkembangan dan dampak investigasi anti-dumping luar negeri pada produk baja. Nantikan laporan terkait. Untuk informasi lebih lanjut, ikuti akun resmi SMM!



