Harga lokal akan segera diumumkan, harap ditunggu!
Tahu
+86 021 5155-0306
bahasa:  

【Analisis SMM】Larangan Lain untuk Produk Nikel Menengah? Ketidakpastian Pasar Nikel Indonesia Berlanjut

  • Nov 06, 2025, at 1:30 pm
Pada 5 Juni 2025, Pemerintah Indonesia secara resmi menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025 (PP 28/2025) yang mengatur "Perizinan Berusaha Berbasis Risiko". Ini merupakan reformasi signifikan terhadap kerangka perizinan investasi dan usaha di Indonesia, menggantikan peraturan sebelumnya tahun 2021. Namun, yang menarik perhatian publik para pelaku industri nikel terdapat pada Lampiran 1.F yang ditetapkan untuk Industri Logam Dasar Bukan Besi (24202), memuat beberapa ketentuan baru terkait produksi produk antara nikel.

Pendahuluan
Pada 5 Juni 2025, Pemerintah Indonesia secara resmi menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025 (PP 28/2025) yang mengatur “Perizinan Berusaha Berbasis Risiko”. Ini merupakan reformasi signifikan terhadap kerangka perizinan investasi dan usaha di Indonesia, menggantikan peraturan sebelumnya tahun 2021. Namun, yang menarik perhatian publik pelaku industri nikel terdapat pada Lampiran 1.F, yang ditetapkan untuk Industri Logam Dasar Bukan Besi (24202), memuat beberapa ketentuan baru terkait produksi produk antara nikel.


I. Gambaran Umum “Peraturan”:

Berdasarkan Lampiran 1F yang disebutkan di atas, tercantum moratorium administratif, menggunakan platform OSS untuk secara efektif membatasi proyek smelter baru yang khusus memproduksi golongan tertentu produk antara nikel, termasuk Nickel Matte, MHP, Ferronickel, dan NPI. Menurut peraturan, pemohon yang terdaftar di bawah KBLI 24202 harus menandatangani surat pernyataan, menyatakan bahwa operasional mereka tidak akan memproduksi NPI, FeNi, Nickel Matte, dan MHP.


II. Situasi Saat Ini: Industri Mencari Kejelasan

Ambiguitas kritis muncul dari cakupan moratorium smelter baru Indonesia, khususnya apakah berlaku surut untuk perusahaan yang telah memperoleh izin usaha sebelum PP 28/2025 berlaku. Meskipun tujuan kebijakan untuk membatasi pendatang baru pasar menunjukkan bahwa pemegang izin yang sudah ada seharusnya dikecualikan, pembatasan ini diberlakukan secara administratif melalui platform OSS tanpa dasar formal dalam hukum pertambangan. Perbedaan antara tindakan administratif dan peraturan perundang-undangan ini menciptakan area abu-abu hukum yang signifikan, menimbulkan ketidakpastian regulasi dan mengangkat kekhawatiran tentang penerapan yang tidak konsisten serta perlakuan tidak setara di antara operator.

Menurut percakapan SMM dengan Forum Industri Nikel Indonesia (FINI), smelter yang telah terlibat dalam operasi untuk produk yang dilarang memang diharuskan mengajukan surat pernyataan. Ini berlaku untuk fasilitas yang saat ini berada dalam tahap konstruksi atau operasional.

FINI saat ini berada dalam fase diskusi dengan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perindustrian dan kementerian terkait lainnya, untuk mencari kebijaksanaan terkait kebijakan ini. Bandungan ini secara khusus bertujuan melindungi perusahaan yang telah memulai konstruksi atau berada dalam tahap praproduksi sebelum regulasi, dengan komitmen investasi modal signifikan. Tujuannya adalah menjaga iklim investasi yang stabil dan adil sembari melindungi produktivitas sektor hilir nikel.


III. Analisis dan Proyeksi SMM

SMM memandang aksi ini sebagai salah satu inisiatif Pemerintah Indonesia untuk mendorong hilirisasi lebih lanjut produk nikel, melampaui produk antara. Sebagai konteks, pemerintah Indonesia telah menetapkan peta jalan hilirisasi ambisius untuk 2025-2029, menempatkan nikel sebagai prioritas nasional untuk membangun ekonomi bernilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan baku. Nikel menjadi komoditas prioritas terbesar untuk realisasi hilirisasi.

Berdasarkan data internal SMM, proyeksi CAGR untuk produk antara nikel 2025-2030, yang mencakup MHP, "Nickel Matte", dan NPI (FeNi Indonesia volumenya kecil dibandingkan ketiganya), dapat mencapai 58%. Ini menunjukkan bahwa proporsi produksi nikel Indonesia hanya akan terus membesar.

SMM menilai bahwa penerapan penuh regulasi ini akan membawa ketidakpastian substansial, berpotensi mengganggu seluruh sektor pengolahan nikel Indonesia. Alih-alih penyesuaian sederhana, pasar akan menghadapi periode ketidakstabilan mendalam saat beradaptasi dengan kendala baru. Diperkirakan gangguan ini akan sangat mengencangkan keseimbangan pasokan-permintaan nikel Indonesia. Ketidakpastian kunci mencakup potensi penundaan proyek, penilaian ulang kelayakan investasi untuk produk antara tertentu, dan volatilitas pasar secara keseluruhan, menciptakan lingkungan operasional yang menantang dan tak terduga untuk masa mendatang. SMM akan terus memantau pembaruan regulasi mendatang.

  • analisis
  • Nikel
Obrolan langsung melalui WhatsApp
Bantu kami mengetahui pendapat Anda.