Bijih Nikel
Pada awal Oktober, harga bijih nikel Indonesia menunjukkan tren naik. Dari sisi harga acuan, patokan domestik bijih nikel Indonesia untuk paruh kedua Oktober adalah US$15.142 per ton metrik kering, naik 0,27% dari periode sebelumnya. Untuk premi, menurut data SMM tentang premi bijih nikel laterit domestik Indonesia, kadar 1,4% rata-rata US$22, kadar 1,5% rata-rata US$25,5, dan kadar 1,6% rata-rata US$26. Harga kirim bijih laterit kadar 1,6% Ni di Indonesia adalah US$51,8–53,8 per ton metrik basah, tidak berubah dari minggu lalu. Untuk bijih hidrometalurgi, harga kirim kadar 1,3% Ni tetap stabil di US$24–26 per ton metrik basah, tidak berubah dari minggu lalu.
- Bijih Pirometalurgi:
Di sisi pasokan bijih pirometalurgi, musim hujan di Sulawesi dan Halmahera sebagian besar telah berakhir, dengan hanya curah hujan sporadis yang tidak mengganggu operasi penambangan secara signifikan. Sebagian besar tambang berencana meningkatkan volume penjualan untuk memanfaatkan kuota yang disetujui sepenuhnya, menyebabkan produksi bijih nikel relatif meningkat. Namun, tantangan transportasi masih berlanjut. Lonjakan aktivitas angkutan jalan telah menciptakan kemacetan, sementara tinjauan yang sedang berlangsung oleh beberapa kelompok kerja kehutanan terus menyebabkan penundaan dan mengurangi efisiensi transportasi secara keseluruhan.
Di sisi permintaan, beberapa smelter Indonesia mempertahankan volume pengadaan bijih yang tinggi untuk mengantisipasi potensi kekurangan bahan baku dalam siklus RKAB (Laporan Kegiatan Usaha Mineral dan Batubara) berikutnya. Namun, penurunan harga nickel pig iron (NPI) telah mendorong toleransi smelter terhadap harga bijih tinggi hingga batasnya. Selain itu, regulasi baru yang mempersingkat siklus persetujuan RKAB dari tiga tahun menjadi satu tahun telah meningkatkan ekspektasi pasar akan "ketatnya pasokan bijih" di masa depan. Ke depan, premi untuk bijih pirometalurgi diperkirakan akan tetap tinggi bulan depan.
- Bijih Hidrometalurgi:
Dari perspektif bijih limonit, aktivitas pasar secara keseluruhan belum menunjukkan pertumbuhan signifikan. Pasokan tetap relatif cukup. Di sisi permintaan, beberapa smelter HPAL (High-Pressure Acid Leach) sedikit meningkatkan pengadaan bahan baku sebagai respons terhadap kebijakan RKAB baru tahun depan, meskipun tidak melebihi pasokan pasar. Secara keseluruhan, dengan permintaan lebih rendah dari penawaran, harga bijih limonit menghadapi tekanan penurunan. Namun, potensi gangguan rantai pasokan dari penyesuaian kebijakan RKAB, ditambah dengan perlawanan kuat dari tambang terhadap penjualan dengan harga rendah, memberikan dukungan harga sementara. Harga diperkirakan akan tetap stabil lemah dalam jangka pendek, dengan ruang penurunan yang terbatas.
Nickel Pig Iron
“Harga Nickel Pig Iron Tinggi Diperkirakan Akan Terus Menurun Seiring Pendekatan Musim Rendah Tradisional di Tengah Sentimen Pasar yang Hati-hati”
Dengan mendekatnya musim rendah tradisional dan sentimen pasar yang berubah menjadi hati-hati, harga nikel pig iron berkualitas tinggi diperkirakan akan melanjutkan penurunannya. Harga rata-rata SMM 10-12% NPI turun sebesar 9,2 RMB per unit nikel secara mingguan menjadi 925,6 RMB per unit nikel (pabrik, termasuk pajak), sementara indeks FOB NPI Indonesia turun sebesar 0,66 USD per unit nikel menjadi 114,52 USD. Penurunan ini didorong oleh kerugian akibat tekanan biaya yang berkelanjutan di pabrik baja tahan karat hilir, ditambah dengan keunggulan biaya yang stabil dari besi tua baja tahan karat, yang menyebabkan peningkatan penggunaan besi tua dan permintaan NPI yang lebih lemah.
Di sisi penawaran, Oktober melihat pemulihan produksi NPI, memperburuk situasi kelebihan pasokan. Meskipun dukungan biaya membatasi laju penurunan, harga terus menunjukkan tren penurunan. Permintaan tetap lesu karena beberapa pabrik baja tahan karat merencanakan pemotongan produksi menjelang periode tenang musiman, semakin meredam sentimen pasar dan menarik turun harga penawaran pembelian. Meskipun ada beberapa perlawanan yang didorong oleh biaya, keseimbangan pasokan-permintaan yang lemah dan sentimen menunggu yang kuat kemungkinan akan terus menekan harga NPI dalam minggu mendatang.
Selain itu, diskon NPI terhadap nikel elektrolit melebar minggu ini menjadi rata-rata 289,2 RMB per ton, karena harga NPI turun sementara nikel elektrolit tetap stabil. Dengan harga NPI diperkirakan tetap lemah dan biaya bahan baku—seperti bijih nikel dari Filipina dan Indonesia—tetap kuat, margin keuntungan peleburan diproyeksikan akan tetap berada di wilayah negatif.



